Dikutip Kyodo, Rabu, Line Pay mengatakan bahwa informasi yang secara tidak sengaja diunggah oleh perusahaan grupnya, yang dapat dilihat antara 12 September hingga 24 November, termasuk jumlah pembayaran, tanggal dan waktu selama kampanye promosi yang diadakan dari Desember 2020 hingga April tahun ini, tetapi tidak menyertakan data seperti nama pengguna, alamat atau nomor kartu kredit.
Meskipun sejauh ini tidak ada kerusakan dari kebocoran informasi yang dilaporkan, namun dimungkinkan untuk mengidentifikasi pengguna melalui analisis khusus, kata Line Pay.
Perusahaan mengatakan telah mengkonfirmasi 11 contoh di mana informasi diakses secara eksternal dan memperingatkan pengguna bahwa mereka dapat menerima pesan mencurigakan dari penipu potensial.
"Kami sangat meminta maaf karena menyebabkan masalah dan kekhawatiran besar," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Line Pay memungkinkan pengguna untuk saling mengirim uang, melakukan pembelian online, atau membayar di toko dan restoran.
Baca juga: LINE sediakan OpenChat resmi untuk Ospek
Baca juga: LINE punya desain baru setelah hampir 10 tahun dirilis
Baca juga: Rekomendasi aplikasi video call mudah digunakan orang tua
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021