• Beranda
  • Berita
  • BKKBN gencarkan Dashat di Kalbar guna beri edukasi gizi seimbang

BKKBN gencarkan Dashat di Kalbar guna beri edukasi gizi seimbang

8 Desember 2021 15:25 WIB
BKKBN gencarkan Dashat di Kalbar guna beri edukasi gizi seimbang
Potret Plt. Deputi Pengendalian Penduduk BKKBN Dwi Listyawardani (nomor tiga dari kiri) saat berada di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu (8/12/2021). ANTARA/HO-BKKBN.

Perbaikan stunting itu tidak bisa di anak saja, tapi harus juga di ibunya

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggencarkan program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat guna memberikan pemahaman sekaligus edukasi pada masyarakat mengenai asupan gizi seimbang.

“Dashat bukan hanya berupa kegiatan sosial, tapi adalah sebuah kegiatan mandiri ekonomis kreatif income generating yang bersifat mandiri. Jadi selain terdapat proses edukasi tentang gizi, termasuk juga tentang stunting (kekerdilan), ada juga pemberdayaan ekonomi," kata Plt. Deputi Pengendalian Penduduk BKKBN Dwi Listyawardani dalam keterangan tertulis BKKBN yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu.

Dwi menuturkan, Dashat merupakan basis penanganan stunting di tingkat desa, khususnya melalui program pemberdayaan gotong royong. Dikarenakan penanganan stunting harus melalui beberapa jalur, seperti melalui proses edukasi pemberdayaan.

Nantinya edukasi tersebut tak hanya membahas soal gizi, tetapi juga memberikan pembekalan mengenai pentingnya 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang akan dilakukan melalui pendampingan dari petugas gizi puskesmas dan Tim Pendamping Keluarga (TPK).

Selain itu, ikhtiar itu juga dijalankan guna menjaga calon pengantin terhindar dari risiko stunting akibat separuh dari jumlah calon tersebut memiliki kondisi kekurangan gizi serta sebesar 50 persen memiliki penyakit anemia.

Baca juga: BKKBN ajak masyarakat terapkan 4T cegah anak lahir stunting

Baca juga: BKKBN hadirkan "Dashat" guna capai zero stunting di Yogyakarta

 

Oleh sebab itu, dengan adanya Peraturan Menteri Desa dan PDTT, yang secara tegas eksplisit mengatakan sebagian dana desa dapat digunakan untuk pengentasan stunting di setiap desa di Indonesia, Dwi berharap sinergi itu dapat menyatukan seluruh komponen hingga tingkat terkecil untuk mengatasi stunting.

“Perbaikan stunting itu tidak bisa di anak saja, tapi harus juga di ibunya. Antara Anak dan ibu merupakan satu kesatuan yang betul-betul kita perhatikan. Kehamilan itu merupakan masa istimewa bagi keluarga yang harus kita perhatikan secara bersama-sama”, tegas Dwi.

Bupati Kabupaten Mempawah Erlina mengatakan pencanangan Dashat di Kampung Keluarga Berkualitas Desa Bukit Batu, Mempawah, Kalimantan Barat merupakan kali pertama dilakukan.

Ia turut menyebutkan bahwa daerahnya telah membentuk sebanyak 232 TPK yang diharapkan dapat melaksanakan pendampingan meliputi penyuluhan, fasilitasi, pelayanan rujukan dan fasilitasi penerimaan program bantuan sosial bagi calon pengantin hingga anak usia 0-59 bulan. Serta melakukan survei ke keluarga berisiko stunting untuk mendeteksi dini faktor-faktor stunting.

Meskipun angka stunting Kabupaten Mempawah termasuk yang terendah di Kalimantan Barat, dia berharap semua pihak dapat serius bekerja sama mengatasi permasalahan stunting sampai tuntas.

"Saya harapkan kita jangan puas diri dengan angka stunting ini, utamakan kebersamaan dan gotong royong dalam penanganan stunting di Kabupaten Mempawah," kata Erlina.

Baca juga: BKKBN: Waspadai terjadinya kenaikan angka tengkes di tiap provinsi

Baca juga: Kepala BKKBN tegaskan kehamilan harus terencana untuk hindari tengkes

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021