• Beranda
  • Berita
  • Desa wisata Wae Rebo, surga wisata di atas awan yang patut dikunjungi

Desa wisata Wae Rebo, surga wisata di atas awan yang patut dikunjungi

10 Desember 2021 11:52 WIB
Desa wisata Wae Rebo, surga wisata di atas awan yang patut dikunjungi
Desa Wae Rebo, Manggarai, Nusa Tenggara Timur. ANTARA/HO-Kemenparekraf/am.
Desa Wae Rebo yang jadi 50 besar desa wisata terbaik di Ajang Dewa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 menyimpan berbagai daya tarik yang membuat tempat ini patut Anda kunjungi. Dikutip dari siaran resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jumat, desa wisata Wae Rebo berlokasi di pegunungan terpencil di Kampung Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese Barat, Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Desa wisata ini memiliki potensi yang unik. Berada di atas ketinggian 1.000 mdpl, Desa Wisata Wae Rebo sering disebut surga di atas awan. Selain itu, desa ini juga memiliki 7 rumah adat yang menjadi ikon dari Wae Rebo, yakni Mbaru Niang, yang berbentuk kerucut.
 
Adat dan kebudayaan mereka telah membaur dengan kebiasaan penduduk Pulau Flores. Namun arsitektur bangunannya masih memiliki unsur Minang. Pengaruh Minang bisa dijumpai pada arsitektur Niang Dangka, atap Mbaru Niang ini.

Hamparan rumput hijau yang dikelilingi pegunungan lengkap dengan kabut juga menjadi pesona desa. Sehingga memberikan kesan magis, namun damai, tenang, dan sejahtera.

Baca juga: Membuka potensi pariwisata Gua Jepang di Biak Numfor

Ada juga sumber mata air yang berasal dari pegunungan yang dimanfaatkan oleh masyarakat desa untuk mandi, mencuci, dan untuk minum sehari-hari. Sumber mata air ini dinamai Sosor, yang di mana terdapat dua jenis yaitu Sosor Pria dan Sosor Wanita.

Budaya di Wae Rebo pun masih kental. Yakni adanya upacara adat yang bernama Ritus Upacara Penti. Upacara ini merupakan bentuk syukur masyarakat kepada Tuhan dan roh leluhur terhadap semua bentuk harapan yang diterima selama satu tahun yang telah dilewati.

Desa wisata Wae Rebo juga memiliki ragam seni yakni seperti rangku alu. Permainan serta tarian ini dilakukan dilakukan empat orang memegang empat tongkat bambu, memakai tongkat membentuk palang dan menggerak-gerakkannya. Sementara orang lainnya harus melompati bagian celahnya agar tidak terjepit bambu.

Selain itu juga ada Tarian Caci, yang merupakan salah satu bentuk refleksi dari kebudayaan dan kehidupan warga Wae Rebo.

Untuk produk kerajinan tangan, Desa Wisata Wae Rebo memiliki kerajinan kain tenun. Khas dari kain tenun ini yaitu bermotif Manggarai yang menyerupai bunga dan memiliki warna yang lebih cerah. Sedangkan di sektor kuliner, ada kopi dan juga madu hutan.

Dengan berbagai potensinya itu, Desa Wisata Wae Rebo berhasil menjadi salah satu dari tiga wakil Indonesia di ajang Desa Wisata Terbaik UNWTO 2021. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno berharap capaian itu dapat membuat keberadaan Desa Wisata Wae Rebo semakin baik kedepannya.

"Saya titipkan etos kerja 4 AS, yaitu kerja keras bagaimana kita menunjukkan bahwa masyarakat Desa Wae Rebo ini adalah pekerja keras. Kedua, kerja cerdas, kecerdasan kita untuk mengelola kelestarian alam. Ketiga, kerja tuntas, dengan mendapatkan hasil terbaik di UNWTO. Dan terakhir, kerja ikhlas, kita berikan yang terbaik dan sisanya kita serahkan yang di atas untuk menentukan. Tapi saya yakin Wae Rebo akan mendapatkan hasil yang terbaik,” ujar Sandiaga saat mengunjungi desa Wae Rebo, 3 Desember 2021.

Baca juga: BOPLBF ajak masyarakat desa wisata Wae Rebo NTT lakukan Gerakan BISA

Baca juga: Gubernur NTT minta keaslian kampung adat Wae Rebo dipertahankan

Baca juga: Disparekraf khawatirkan keaslian budaya kampung adat Wae Rebo hilang

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021