Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Minggu, menyebutkan awan panas guguran itu terjadi pada pukul 10.18 WIB.
"Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 27 mm dan durasi 158 detik," kata dia.
Baca juga: Volume kubah lava di tengah kawah Merapi capai tiga juta meter kubik
Hanik mengatakan saat awan panas keluar dari Merapi, angin di gunung itu tercatat berembus ke arah timur.
Pada periode pengamatan pukul 00.00 sampai 06.00 WIB, gunung api aktif itu juga tercatat mengeluarkan guguran lava pijar 3 kali dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter ke arah barat daya.
Pada periode itu, BPPTKG mencatat 43 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-15 mm selama 24-145 detik, satu kali gempa fase banyak dengan amplitudo 2 mm selama 13 detik, tiga kali gempa fase banyak dengan amplitudo 2-6 mm selama 4-8 detik, dan satu kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 35 mm selama 11 detik.
Berdasarkan pengamatan visual aktivitas Gunung Merapi periode 3- 9 Desember 2021, BPPTKG mencatat volume kubah lava barat daya Merapi sebesar 1.629.000 meter kubik dan kubah di tengah kawah Merapi sebesar 3.007.000 meter kubik.
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level III atau siaga.
Baca juga: Merapi luncurkan awan panas guguran sejauh 2,2 km ke arah Kali Bebeng
Baca juga: Gunung Merapi tiga kali luncurkan awan panas guguran
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan bisa berdampak ke wilayah sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Saat terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi diperkirakan dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021