"Indonesia memang memiliki komitmen yang kuat terhadap isu perbaikan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan komitmen Indonesia dalam Paris Agreement, dan COP26 (Konferensi Para Pihak untuk Perubahan Iklim) di Glasgow, Skotlandia," kata Moeldoko di Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.
Karena itu, Moeldoko menekankan perlunya penguatan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Jerman, utamanya dalam bidang ekonomi hijau dan konservasi lingkungan.
Baca juga: KSP ajak masyarakat tetap waspada gelombang ketiga COVID-19
Selain itu, ujar Moeldoko, pemerintah juga akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kalimantan Utara yang bisa menghasilkan tenaga listrik hingga 11 ribu Mega Watt (MW) guna mendukung kawasan industri hijau.
Menurut mantan Panglima TNI itu, Indonesia saat ini sudah mulai mengurangi konsumsi batu bara untuk menjadi sumber energi. Namun, Moeldoko mengakui bahwa untuk beralih dari batu bara ke energi terbarukan, diperlukan usaha keras.
Selain itu, kebutuhan pendanaan untuk transisi energi menuju negara emisi bersih atau Net Zero Emission pada 2060 pun sangat besar.
“Kita punya keyakinan bahwa kita punya sumber daya untuk dijadikan renewable energy (energi terbarukan) diantaranya air, matahari dan energi laut. Jerman sudah sangat maju di sektor itu, mungkin eksplorasi lebih banyak lagi diperlukan untuk investor Jerman untuk menggali berbagai sumber baru tadi," ujar Moeldoko.
Adapun hubungan bilateral Indonesia-Jerman sejak 2012 diperkuat dengan Joint Declaration for a Comprehensive Partnership. Kedua negara sepakat untuk mengembangkan kerja sama di bidang ekonomi, pendidikan, riset dan teknologi, kesehatan, industri pertahanan, keamanan pangan, dan transportasi.
Dalam perkembangannya, hubungan bilateral kedua negara semakin meningkat melalui kunjungan resmi Presiden Joko Widodo ke Berlin, Jerman pada 2016.
Saat itu, Presiden Jokowi dan Kanselir Jerman yang saat itu masih dijabat Angela Merkel, menyepakati penguatan hubungan kemitraan strategis di bidang pendidikan vokasi, energi terbarukan, dan kerja sama maritim.
Kini, setelah Jerman memiliki kanselir baru menggantikan 16 tahun kepemimpinan Angela Merkel, Moeldoko pun berharap agar Jerman dan Indonesia bisa mempererat kerja sama kembali.
Baca juga: KSP tegaskan komitmen pemerintah terhadap HAM tak luntur
Pada 8 Desember 2021 lalu, Angela Merkel menyerahkan tongkat kepemimpinan sebagai Kanselir Jerman kepada Olaf Scholz.
“Kami rasa khususnya di bidang perubahan iklim, finansial berkelanjutan, dan efisiensi energi ada banyak ruang dialog antara Indonesia dan Jerman. Kita berharap akan ada banyak pertukaran (kunjungan kementerian) langsung baik secara bilateral maupun melalui kerangka kerja G20," kata Dubes Jerman Ina Lepel, seperti dikutip siaran pers KSP.
Dubes Jerman juga mengapresiasi komitmen pemerintah Indonesia untuk mengatasi isu perubahan iklim.
Baca juga: KSP apresiasi keputusan Baleg DPR RI soal RUU TPKS
Baca juga: KSP kawal komitmen pemerintah hidupkan moderasi beragama
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021