Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) terangkat 0,71 persen atau 202,72 poin menjadi berakhir di 28.640,49 poin, kenaikan pertama dalam tiga sesi. Sementara itu Indeks Topix yang lebih luas ditutup 0,13 persen atau 2,65 poin lebih tinggi menjadi menetap di 1.978,13 poin.
Indeks S&P 500 Wall Street mencapai rekor penutupan tertinggi pada Jumat (10/12/2021), meskipun angka harga konsumen yang tinggi memperkuat kasus untuk kebijakan moneter yang lebih ketat.
Investor tampaknya yakin pasar dapat mengatasi apa pun yang datang dari sejumlah pertemuan bank sentral minggu ini, termasuk kemungkinan penghentian lebih awal kebijakan stimulus AS. Reaksi terukur menunjukkan banyak yang sudah memperkirakan kebijakan tersebut, sementara beberapa analis mengatakan masalah rantai pasokan di balik kenaikan harga kemungkinan mereda.
Pertemuan Bank Sentral Eropa, Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Jepang, semua menuju normalisasi kebijakan dengan kecepatan mereka sendiri, seringkali glasial.
Baca juga: Saham Jepang berakhir lebih rendah, indeks Nikkei tergerus 1,00 persen
"Investor mendapat kelegaan dari respons positif pasar saham AS terhadap data harga konsumen, itulah sebabnya pasar Jepang menguat hari ini," kata Manajer Umum Departemen Riset Investasi IwaiCosmo Securities, Shoichi Arisawa.
Tokyo Electron dan Advantest yang terkait chip masing-masing menguat 1,37 persen dan 2,37 persen, sementara pembuat AC Daikin Industries naik 1,66 persen.
Orix Corp naik 1,49 persen setelah media lokal melaporkan kelompok jasa keuangan itu telah memutuskan untuk menjual bisnis perangkat lunak Yayoi ke perusahaan ekuitas swasta AS KKR & Co seharga sekitar 240 miliar yen (2,12 miliar dolar AS).
Pemberi pinjaman yang berbasis di Tokyo Shinsei Bank menghapus kerugian awal menjadi berakhir 2,51 persen lebih tinggi setelah grup keuangan daring SBI Holdings berhasil meningkatkan kepemilikannya di bank tersebut menjadi 47,77 persen dari sekitar 20 persen sebelumnya.
Toyota Motor membebani Indeks Topix paling banyak dengan kehilangan 2,44 persen, setelah pembuat mobil itu memperluas penghentian produksi di beberapa pabrik di Jepang karena kekurangan komponen yang dikirim dari pabrik suku cadang di Asia Tenggara.
Baca juga: Saham Australia berakhir menguat, terkerek sektor energi dan tambang
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021