BMKG melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) melaporkan pembentukan Siklon Tropis Rai di sekitar Pasifik Barat sebelah utara Papua, yang berdampak pada cuaca IndonesiaBerdasarkan analisis dinamika atmosfer terkini, Siklon Tropis Rai terbentuk di posisi 6,0 derajat LU, 140,8 derajat BT (sekitar 950 km sebelah utara timur laut Biak) ...
"Berdasarkan analisis dinamika atmosfer terkini, Siklon Tropis Rai terbentuk di posisi 6,0 derajat LU, 140,8 derajat BT (sekitar 950 km sebelah utara timur laut Biak) dengan kecepatan angin maksimum di sekitar pusatnya mencapai 35 knot (65 km/jam) dan tekanan udara di pusatnya sekitar 998hPa," ujar Deputi Bidang Meteorologi Guswanto dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa.
Untuk periode 48 jam ke depan, Siklon Tropis Rai masih menunjukkan eksistensinya dengan kecenderungan meningkat dan pergerakan sistem ke arah barat-barat laut semakin menjauhi wilayah Indonesia.
Baca juga: BMKG keluarkan peringatan hujan lebat di beberapa wilayah Indonesia
Siklon Tropis Rai tumbuh di area tanggung jawab RSMC (Regional Specialized Meteorological Centre) Tokyo, sehingga otorisasi analisis dan penamaan sistem siklonnya dilakukan oleh RSMC Tokyo.
Dalam periode 24 jam ke depan, Siklon Tropis Rai dapat berdampak secara tidak langsung terhadap kondisi cuaca di antaranya potensi hujan sedang - lebat di wilayah Sulawesi Utara, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Kemudian potensi angin kencang 15-20 knot (27-37 km/jam) di wilayah Papua Barat bagian utara, Biak, Papua bagian utara, Maluku Utara.
Selanjutnya potensi Gelombang laut dengan tinggi gelombang 1.25 - 2.5 meter (Moderate) di wilayah Laut Sulawesi bag. Timur, Perairan Bitung - Likupang - Kep. Sitaro, Perairan Selatan Sulawesi Utara, Laut Maluku bag. Selatan, Perairan Barat Kep. Halmahera dan Teluk Cendrawasih.
Baca juga: BMKG sebut tidak ada potensi pertumbuhan bibit siklon tropis di NTT
Lalu potensi gelombang laut dengan tinggi gelombang 2.5 - 4.0 meter (Rough Sea) di wilayah Perairan Kep. Sangihe - Talaud, Laut Maluku bag. Utara, Perairan Utara dan Timur Kep. Halmahera, Laut Halmahera, Perairan Utara Papua Barat - Papua dan Samudra Pasifik Utara Halmahera - Papua.
"Sementara itu sistem Bibit Siklon Tropis 95S yang diidentifikasi dua hari terakhir berada di sekitar Laut Arafura, berdasarkan analisis hari ini sistem sirkulasinya masih cukup persisten dengan intensitas lemah dan probabilitasnya masih rendah untuk menjadi sistem siklon tropis dalam 24 jam ke depan," ujar Guswanto.
Untuk memperkuat informasi peringatan dini potensi cuaca ekstrem di level daerah, UPT BMKG wilayah Propinsi secara aktif melakukan diseminasi informasi peringatan dini potensi cuaca ekstrem dan melakukan koordinasi dengan pihak terkait.
Baca juga: BMKG: Siklon tropis di wilayah Papua beri dampak tidak langsung
BMKG melalui Jakarta TCWC terus melakukan pemantauan perkembangan sistem siklon tersebut dan aktivitas dinamika atmosfer lainnya beserta potensi dampak cuaca ekstremnya. Terkait dengan potensi cuaca ekstrem tersebut, BMKG mengimbau untuk menghindari kegiatan pelayaran di wilayah perairan yang terdampak.
Selain itu menghindari daerah rentan mengalami bencana seperti lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon yang mudah tumbang, tepi pantai, dan lainnya. Kemudian mewaspadai potensi dampak seperti banjir/bandang/banjir pesisir, tanah longsor terutama di daerah yang rentan.
Lalu stakeholder terkait dapat terus mengintensifkan koordinasi dalam rangka antisipasi bencana hidrometeorologi, dan selalu memantau perkembangan informasi prakiraan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG melalui kanal informasi BMKG laman web https://www.bmkg.go.id, media sosial (twitter, instagram, youtube) @infobmkg, aplikasi iOS dan android "InfoBMKG" atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021