• Beranda
  • Berita
  • Minyak stabil di Asia di tengah ketakutan permintaan terkait Omicron

Minyak stabil di Asia di tengah ketakutan permintaan terkait Omicron

14 Desember 2021 08:58 WIB
Minyak stabil di Asia di tengah ketakutan permintaan terkait Omicron
Kapal tanker bersandar pengilangan minyak, Bayonne, New Jersey, Amerika Serikat. ANTARA/REUTERS/Lucas Jackson/aa.
Harga minyak sedikit menguat di perdagangan Asia pada Selasa pagi, kenaikan harga dibatasi oleh kekhawatiran investor tentang permintaan minyak setelah pembatasan baru diberlakukan di Eropa dan Asia di tengah meningkatnya kasus virus corona.

Minyak mentah berjangka Brent naik tipis 1 sen menjadi diperdagangkan di 74,40 dolar AS per barel pada pukul 01.13 GMT, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS sedikit menguat 1 sen menjadi diperdagangkan di 71,30 dolar AS per barel.

"Pedagang energi tidak ingin bertaruh melawan OPEC+ tetapi semua risiko jangka pendek dari Omicron hingga pengetatan Fed terbukti sangat mengganggu prospek jangka pendek untuk harga minyak," kata Edward Moya, analis senior di OANDA.

"Virus yang menyebar ke seluruh Eropa memberikan pukulan yang lebih besar dari yang diperkirakan dan ketika Anda menghitung pertemuan keluarga untuk liburan, prospek jangka pendek dapat dipangkas selama bulan depan."

Pemerintah-pemerintah di seluruh dunia, termasuk Inggris dan Norwegia, memperketat pembatasan untuk menghentikan penyebaran varian Omicron.

Setidaknya satu orang telah meninggal di Inggris setelah tertular varian virus corona Omicron, kematian pertama yang dikonfirmasi kepada publik secara global dari jenis yang menyebar dengan cepat.

Di China, provinsi manufaktur utama Zhejiang memerangi klaster COVID-19 pertamanya tahun ini, dengan puluhan ribu warga di karantina dan daerah yang terkena virus menangguhkan operasi bisnis, mengurangi penerbangan, dan membatalkan acara.

Bank Pembangunan Asia pada Selasa memangkas perkiraan pertumbuhannya untuk negara berkembang Asia tahun ini dan selanjutnya guna mencerminkan risiko dan ketidakpastian yang disebabkan oleh varian virus corona Omicron, yang juga dapat menghambat permintaan minyak.

Namun, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak menaikkan perkiraan permintaan minyak dunianya untuk kuartal pertama 2022 dan tetap pada waktunya untuk kembali ke tingkat penggunaan minyak sebelum pandemi, dengan mengatakan varian virus corona Omicron akan memiliki dampak ringan dan singkat.

Sementara itu, pasokan diperkirakan meningkat dengan produksi cekungan serpih terbesar AS diperkirakan melonjak ke rekor tertinggi pada Januari, menurut perkiraan bulanan dari Badan Informasi Energi AS pada Senin (13/12/2021).

Baca juga: Wall Street berakhir turun, investor bidik Omicron dan pertemuan Fed
Baca juga: Emas turun tipis di sesi Asia ketika sorotan beralih ke pertemuan Fed
Baca juga: Dolar dekati tertinggi 1 minggu karena ekspektasi Fed yang "hawkish"

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021