Pelaksana tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa mengatakan, selain itu, satu unit gedung sekolah, dua bangunan tempat ibadah dan satu rumah jabatan kepala desa juga terdampak gempa bumi yang berpusat di 7.95 LS dan 122.24 BT itu.
“Laporan visual yang didapatkan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Selayar, kerusakan tersebut terpantau, mulai dari bangunan pagar beton, dinding hingga atap rumah warga," ujarnya.
Abdul memaparkan data yang dihimpun per Selasa sore, gempa M 7,4 tersebut dirasakan dan berdampak di tiga provinsi.
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur berdampak di Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Sikka, Kabupaten Lembata, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Manggarai Barat.
Kemudian di Provinsi Sulawesi Selatan terdampak di Kabupaten Kepulauan Selayar, Kabupaten Wakatobi, Kota Makassar dan Kabupaten Selayar
Di Provinsi Sulawesi Selatan terdampak di Kabupaten Buton, Kabupaten Muna dan Kota Bau Bau.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya merilis peringatan dini tsunami dari gempa bumi M7.4 tersebut, namun saat ini peringatan itu dinyatakan telah berakhir.
Baca juga: BPBD Flores Timur sebut belum ada laporan kerusakan akibat gempa
Di samping itu, BMKG mencatat setidaknya sudah terjadi lima kali gempa bumi susulan (aftershock) yang terjadi setelah gempa bumi M 7.4, dengan rincian; M 5,6 pada pukul 10.41 WIB di 7.81 LS dan 122.34 BT, M 5,5 pada pukul 10.47 WIB di 7.55 LS dan 121.75 BT, M 5 pada pukul 12.46 WIB di 7.45 LS dan 121.38 BT, M 5,4 pada pukul 15.31 WIB di 7.59 LS dan 122.40 BT dan M 5,2 pada pukul 15.57 WIB di 7.70 LS dan 122.40 BT.
Baca juga: BMKG: Gempa Laut Flores tidak berkaitan dengan aktivitas gunung berapi
Hingga siaran pers ini diturunkan, seluruh anggota BPBD setempat telah turun ke lapangan untuk melakukan kaji cepat dan monitoring dampak yang ditimbulkan dari gempa bumi M7.4 itu.
Baca juga: BMKG: 20 gempa susulan terjadi setelah gempa di Laut Flores
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021