"Pertamina sedang membangun sistem bisnis yang lengkap di salah satu wilayah melalui program one village one outlet. Kalau bisa setiap kecamatan ada outlet (Pertashop)," kata Executive General Manager Regional Jawa Bagian Barat PT Pertamina Patra Niaga Waljiyanto saat peresmian Pertashop di Kabupaten Bekasi, Selasa.
Dia mengatakan model Pertashop ini sangat meringankan mitra dalam membangun bisnis bersama Pertamina. Dibandingkan dengan membangun stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang membutuhkan lahan yang luas, Pertashop dapat dibangun di atas lahan yang lebih kecil.
"Kalau membangun SPBU (biaya) mahal, perlu lahan yang luas maka diciptakan Pertashop ini. Pertashop hanya menjual bahan bakar dengan kualitas terbaik, Pertamax, karena kita ingin langit tetap biru, tidak banyak racun," katanya.
Waljiyanto mengungkapkan penggunaan bahan bakar jenis Pertamax mampu membuat suku cadang kendaraan bermotor lebih awet sehingga bisa digunakan dalam jangka panjang meski harganya lebih mahal dibanding pertalite.
Gerai Pertashop ini, kata dia, juga menjual pelumas atau oli produksi Pertamina serta gas Bright sehingga tercipta ekosistem bisnis yang lengkap di Pertashop.
Menurut dia modal awal membangun Pertashop sekitar Rp300-350 juta dengan rincian pembelian modular sekitar Rp250 juta dan selebihnya modal awal pembelian Pertamax. Modal tersebut di luar tanah dan bangunan yang menjadi tanggung jawab pemilik.
Pertamina Patra Niaga menargetkan pembangunan Pertashop sebanyak 3.000 unit di wilayah Jawa Bagian Barat (Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat) meski baru terealisasi sebanyak 200-300 unit sedangkan target nasionalnya sebanyak 10.000 unit Pertashop.
"Pertashop dibangun di daerah pedesaan yang masih jarang dijumpai SPBU Pertamina. Saya mengajak warga untuk bermitra dengan kami membangun Pertashop di wilayahnya. Ketentuan dan persyaratan dapat dilihat di website resmi Pertamina," ucapnya.
"Pemerintah memberikan bantuan kredit rakyat berupa KUR kepada masyarakat yang ingin membangun bisnis dengan Pertamina ini," imbuh dia.
Pemilik Pertashop 3P.17602 CV Mitra Eszet Gemilang Rika Mariska mengaku telah mengajukan bermitra dengan Pertamina Patra Niaga sejak enam bulan lalu. Semua persyaratan dilakukan melalui sistem daring.
"Hitung-hitungan bisnis kami, minimal ada pembelian Pertamax sekitar 400 liter per hari," katanya.
Dari hitung-hitungan bisnis tersebut, pemilik Pertashop akan mendapat marjin keuntungan sekitar 10 persen. "Tentunya tim Pertamina telah melakukan survei lokasi di sini, berapa banyak kendaraan bermotor di wilayah ini, kedekatan dengan SPBU dan sebagainya," ucapnya.
Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021