• Beranda
  • Berita
  • Sidang UNESCO tetapkan gamelan sebagai warisan budaya tak benda

Sidang UNESCO tetapkan gamelan sebagai warisan budaya tak benda

15 Desember 2021 18:04 WIB
Sidang UNESCO tetapkan gamelan sebagai warisan budaya tak benda
Tangkapan layar - Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim dalam sambutannya terkait penetapan gamelan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO. ANTARA/Indriani/pri.

Menjadi warisan budaya ke-12 Indonesia yang diakui oleh UNESCO

Sidang UNESCO sesi ke-16 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Paris, Perancis, pada 15 Desember 2021, menetapkan gamelan sebagai Warisan Budaya Tak Benda.

"Inskripsi gamelan diajukan nominasi oleh Indonesia sejak tahun 2019, menjadi warisan budaya ke-12 Indonesia yang diakui oleh UNESCO," ujar Duta Besar LBBP RI untuk Prancis, Andorra, Monako/Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Mohamad Oemar, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.

Sebelumnya Indonesia telah punya wayang, keris, batik, pendidikan membatik, angklung, Tari Saman, Tiga genre tari Bali, Noken, Pinisi, Pencak Silat, dan Pantun.
Upaya pelestarian Gamelan telah ada sejak lama dan dilakukan oleh berbagai pihak.

Sejak tahun 2012, Kemendikbudristek membantu penyediaan gamelan ke berbagai sanggar. Pemerintah Daerah pun turut aktif mendukung pelestarian gamelan melalui berbagai program seperti fasilitasi penyediaan gamelan, gamelan masuk sekolah, festival gamelan, kompetisi, pawai, pertunjukan dan pelatihan gamelan.

Institut-institut seni dan sanggar seni pun aktif mengenalkan dan memberi pelatihan gamelan kepada masyarakat.

Baca juga: Unesco dorong pelestarian noken Papua

Baca juga: Menyusuri kawasan geologi Geopark Merangin menuju pengakuan UNESCO


Gamelan adalah alat musik tradisional yang sering ditemui di berbagai daerah di Indonesia, seperti misalnya di Bali, Madura, dan Lombok. Istilah gamelan Jawa mengacu secara umum pada gamelan di Jawa Tengah.

Alat musik itu diduga sudah ada di Jawa sejak tahun 404 Masehi, dilihat dari adanya penggambaran masa lalu di relief Candi Borobudur dan Prambanan.

Gamelan tidak hanya dimainkan untuk pertunjukan seni namun juga dimainkan dalam berbagai kegiatan tradisional dan ritual keagamaan. UNESCO mencatat nilai filosofi
Gamelan sebagai salah satu sarana ekspresi budaya dan membangun koneksi antara manusia dengan semesta. UNESCO juga mengakui bahwa Gamelan, yang dimainkan
secara orkestra, mengajarkan nilai-nilai saling menghormati, mencintai dan peduli satu sama lain.

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim menyatakan bangga dengan penetapan gamelan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO.

"Sejak dahulu hingga kini, seni gamelan terus dipelajari, dikembangkan dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Bagi masyarakat, Indonesia, gamelan merupakan identitas dan kebanggaan nasional. Gamelan bahkan telah mewarnai khazanah kesenian musik di Indonesia. Tak hanya itu, musik gamelan pun telah memberi inspirasi dan pengaruh besar terhadap musik dunia, "kata Nadiem.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemdikbudristek, Hilmar Farid, menyambut gembira atas ditetapkannya gamelan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO.

Pengakuan UNESCO yang berarti pengakuan dunia akan meningkatkan citra bangsa Indonesia di mata internasional.

"Ini berarti tugas kita semakin dituntut untuk melestarikan warisan budaya gamelan. Sekaligus, ini juga menjadi tantangan kita semua untuk menunjukkan kepada dunia
tentang upaya Indonesia memajukan Kebudayaan,” kata Hilmar.

Pelestarian Warisan Budaya Takbenda diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 106 tahun 2013 tentang Warisan Budaya Takbenda Indonesia dan Undang-Undang nomor 5 tentang Pemajuan Kebudayaan ditetapkan. UU itu mengatur pelindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan sebagai upaya pemajuan objek-objek kebudayaan.

Baca juga: Bali masuk ke daftar 30 situs warisan dunia UNESCO terpopuler

Baca juga: Tiga peneliti BRIN raih penghargaan UNESCO for Women in Science 2021

 

Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021