"Gazeter yang disusun BIG ini akan menambah, mengukuhkan, memperkuat, dan membantu kami untuk pengambilan keputusan dalam berbagai proses pembangunan," kata Kepala BIG M. Aris Marfai dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu (15/12) malam.
Gazeter merupakan direktori nama geografis yang dilengkapi dengan keterangan koordinat dan peta. Gazeter menjadi satu rujukan penting dalam menamai suatu tempat.
Data yang dihimpun dalam gazeter merupakan hasil kolaborasi para pemangku kepentingan, termasuk kementerian, lembaga, pemerintah daerah, akademisi, dan pakar.
Upaya BIG dalam menyusun dan meluncurkan gazeter tersebut, kata dia, sejalan dengan komitmen Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memiliki inventarisasi nama lokasi yang diwujudkan dalam direktori nama rupabumi nasional.
Aris menuturkan bahwa penamaan suatu lokasi dapat membantu merefleksikan terkait dengan apa, kapan, di mana, dan bagaimana tempat tersebut diwujudkan. Misalnya, nama Rawa Buaya, Rawa Bokor, Kebun Sirih, dan Kebun Jeruk.
Pengetahuan terkait dengan lokasi tersebut dihimpun menjadi satu dalam Gazeter Republik Indonesia.
"Nama-nama ini tentunya merefleksikan sesuatu, baik proses maupun kejadian," ujar Aris.
Menurut Aris, belum seluruh masyarakat Indonesia mengetahui dan paham tentang gazeter. Padahal, fungsi gazeter sangat vital dalam pembangunan nasional.
Diharapkan pula gazeter yang diluncurkan BIG itu dapat dimanfaatkan untuk berbagai program pembangunan, pengentasan kemiskinan, serta proses manajemen bencana.
Selain dalam bentuk cetak, lanjut dia, gazeter juga bisa diakses melalui www.sinar.big.go.id.
Baca juga: BIG: Jumlah pulau di Indonesia disepakati 17.000 pulau
Baca juga: Badan Informasi Geospasial diharapkan mampu dorong kepastian investasi
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021