Harimau Sumatera serang ternak warga Agam

16 Desember 2021 10:39 WIB
Harimau Sumatera serang ternak warga Agam
Jejak harimau yang ditemukan warga di Maua Hilia, Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. (ANTARA/HO)

Tidak ada tanda cakaran harimau di badan ke lima ekor sapi ini

Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) muncul di samping rumah dan menyerang sapi milik warga Maua Hilia, Jorong Kayu Pasak Timur, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Kamis pagi.

Pemilik sapi, Doni (18) di Lubukbasung, Kamis, mengatakan harimau tersebut mengejar sapi yang digembalakan di halaman rumah.

"Harimau mengejar dua ekor sapi saya dan termasuk tiga ekor sapi milik bibinya atas nama Zara (38)," katanya.

Ia mengatakan kejadian itu baru diketahui pada pukul 06.00 WIB, karena daerah itu dilanda hujan.

Saat keluar rumah, ia tidak melihat anak sapi miliknya dan di sekitar rumah banyak ditemukan jejak kaki harimau.

Setelah itu, ia beserta keluarga yang lain mencoba mencari anak sapi dan ditemukan di sekitar pohon sagu dengan jarak sekitar 150 meter dari rumah.

"Anak sapi tersebut bersembunyi di sekitar pohon dan tidak ada tanda cakaran harimau di badan ke lima ekor sapi ini," katanya.

Baca juga: Harimau kembali muncul di pemukiman warga Agam

Baca juga: BKDSA Sumbar pasang kamera jebak di lokasi ternak dimangsa harimau


Ia mengakui, kejadian ini merupakan yang kedua kalinya dialami ke lima sapi tersebut.

Sebelumnya, lima sapi tersebut juga dikejar harimau saat berada di kandang yang berada di kebun miliknya, Senin (6/12).

Akibat kejadian itu, kelima ekor sapi dibawa ke rumah untuk mencegah serangan, namun harimau kembali menyerang ke rumah.

Tempat terpisah, Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Agam, Ade Putra menambahkan pihaknya bakal melakukan penanganan konflik manusia dengan satwa itu segera mungkin.

"Kita akan ke lokasi untuk melakukan penanganan agar tidak ada korban lebih lanjut," katanya.

Sebelumnya, Tim Resor KSDA Agam sudah melakukan penanganan konflik itu selama 10 hari semenjak 1-10 Desember 2021.

Penanganan itu berupa identifikasi lapangan, pemasangan kamera jebak dan penghalauan satwa.

"Setelah melakukan penghalauan, satwa tidak muncul dan dari jejak kaki satwa telah menuju kawasan hutan lindung," katanya.

Baca juga: BKSDA Sumbar tingkatkan penghalauan harimau dekati permukiman warga

Baca juga: Dua ekor sapi milik warga Mahur Hilia Agam dimangsa harimau

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021