"Kalau lihat dari pasien secara umum, sebetulnya lebih ke arah dia mendapatkan informasi dari Google. Jadi dia search lha ya. Dan informasi itu 1001 banyaknya, dia juga tidak tahu apa yang tepat untuk dirinya," ungkap Grace saat ditemui di Jakarta, Kamis.
"Jadi misalnya ini sehat, tapi sehat belum tentu membantu menurunkan berat badan. Kemudian ada juga istilah-istilah seperti gluten free, dia kira itu bisa membantu untuk menurunkan berat badan. Padahal tidak," sambungnya.
Baca juga: Pasien COVID-19 tetap bisa lakukan diet penurunan berat badan
Lebih lanjut, Grace juga menjelaskan bahwa seseorang seringkali langsung mengikuti diet orang lain yang sudah berhasil menurunkan berat badannya. Padahal, pola diet dari setiap orang tidaklah sama. Oleh sebab itu, wajar jika sebuah metode diet cocok untuk seseorang namun tidak berhasil untuk diri sendiri.
Tak hanya itu, Grace juga memaparkan bahwa selain kesalahan saat melakukan program diet, ada pula beberapa kecenderungan yang banyak dialami. Misalnya saja seperti bulimia yang dengan sengaja memuntahkan makanannya karena merasa bersalah setelah mengonsumsi makanan.
"Selain itu ada tendency juga. Yang paling banyak adalah tendency eating disorder. Kalau yang berat kita bisa langsung tahu dan ditanganinya itu super khusus. Misalnya seperti bulimia," kata Grace.
Oleh karena itu, Grace menyarankan untuk tidak sembarangan melakukan program diet. Untuk melakukan diet yang sehat dan sesuai dengan tubuh masing-masing, sebaiknya berkonsultasi terlebih dulu terhadap ahli gizi hingga psikolog.
Baca juga: Kiat mengatur makan agar diet sehat dan efektif
Baca juga: Alasan kacang hitam perlu masuk dalam menu harian
Baca juga: Perlukah minuman energi saat olahraga
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021