Dalam beberapa hari terakhir ini, Afrika Selatan telah melaporkan lebih dari 20.000 jumlah harian infeksi COVID-19.
Namun, para ilmuwan belum melihat tanda-tanda bahwa Omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah.
"Dewan telah mengarahkan departemen untuk memantau secara ketat peningkatan kasus infeksi COVID-19," kata departemen kesehatan melalui pernyataan.
Depkes Afsel menambahkan bahwa pihaknya juga akan melacak seberapa banyak orang yang masuk rumah sakit, yang meninggal, dan yang sembuh dari penyakit itu.
Baca juga: Afsel sebut belum ada peningkatan keparahan COVID akibat Omicron
Faktor-faktor kasus tersebut, kata depkes, sebagian besar disebabkan oleh Omicron, varian yang menimbulkan gelombang keempat infeksi COVID-19.
Keputusan untuk mempertahankan Level 1 itu merupakan tindak lanjut pertimbangan Dewan terhadap langkah-langkah pengamanan yang direkomendasikan oleh depkes dalam upaya membendung lonjakan infeksi selama musim liburan.
Afsel, negara yang paling parah dilanda pandemi COVID-19 di kawasan Afrika dalam hal jumlah infeksi dan kematian, pada November memperingatkan dunia soal kemunculan Omicron.
Peringatan tersebut memicu kekhawatiran bahwa varian itu bisa menyebabkan lonjakan infeksi di seluruh dunia.
Para pakar menduga bahwa Omicron lebih mudah menular, karena penyebarannya yang begitu cepat.
Namun, mereka mengatakan masih terlalu dini untuk menyimpulkan seberapa parah penyakit bisa disebabkan oleh varian tersebut.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pasien Omicron di Afsel lebih sedikit ketimbang gelombang sebelumnya
Baca juga: Afsel siapkan rumah sakit antisipasi lonjakan pasien akibat Omicron
Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021