Kabupaten Kepulauan Selayar di Provinsi Sulawesi Selatan memiliki potensi Bahan Bakar Nabati (BBN) sebagai sumber energi hijau pengganti bahan bakar bersumber dari fosil.Hanya saja untuk mengumpulkan biji nyamplung itu, harus ke hutan untuk memungut biji-bijian itu.
Peneliti Muda dari Balai Besar Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar C Andriyani Prasetyawati, di Makassar, Kamis, mengatakan, Kabupaten Kepulauan Selayar memiliki tanaman yang dapat dijadikan BBN, yakni tanaman nyamplung (Callophylum Inophylum) yang banyak tumbuh di dekat pantai atau pesisir.
Temuan itu berdasarkan hasil penelitian di lapangan kurang lebih dua tahun di sekitar ibu kota Kabupaten yakni Kota Benteng.
Hal itu sejalan dengan data yang dilansir Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kepulauan Selayar bahwa tanaman nyamplung ini diprediksi tersebar di 1.742 tempat dengan jumlah tanaman 43.577 pohon pada 2010.
Baca juga: Sulsel Kembangkan Biodiesel Melalui Pohon Nyamplung
Potensi nyamplung atau lebih dikenal dengan nama "Dongkalan" ini oleh warga Selayar, dibenarkan salah seorang warga setempat, Ismail.
Menurut dia, tanaman nyamplung dengan bijinya seperti biji jarak inilah yang menjadi sumber BBN.
"Hanya saja untuk mengumpulkan biji nyamplung itu, harus ke hutan untuk memungut biji-bijian itu," katanya pula.
Pasalnya tanaman nyamplung belum dibudidayakan, sehingga produksi minyak nyamplung belum maksimal.
Baca juga: Peneliti KLHK: Perlu strategi jadikan nyamplung bahan bakar nabati
Baca juga: B2P2BPTH Yogyakarta proses biji nyamplung jadi bahan bakar
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021