• Beranda
  • Berita
  • Dolar melemah di Asia setelah BoE dan ECB bersikap lebih "hawkish"

Dolar melemah di Asia setelah BoE dan ECB bersikap lebih "hawkish"

17 Desember 2021 09:01 WIB
Dolar melemah di Asia setelah BoE dan ECB bersikap lebih "hawkish"
Karyawan menghitung uang di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.

Tapering ECB yang hati-hati dan kenaikan suku bunga BoE yang mengejutkan kemungkinan membuat (indeks dolar) jangka pendek tertekan, terutama mengingat kecenderungan posisi beli dolar hingga akhir tahun

Dolar AS tetap di bawah tekanan di perdagangan Asia pada Jumat pagi, sehari setelah bank sentral Inggris (BoE) dan Bank Sentral Eropa (ECB) mengadopsi sikap yang lebih hawkish dari yang diperkirakan pasar, memberikan dorongan kepada sterling dan euro.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya termasuk euro dan pound Inggris, memulai sesi Asia di 95,933 menyusul penurunan dua hari 0,61 persen yang membawanya ke level 95,850 pada Kamis (16/12) untuk pertama kalinya sejak 8 Desember.

Sterling naik tipis ke 1,33305 dolar AS, setelah melonjak setinggi 1,33755 dolar AS untuk pertama kalinya sejak 24 November di sesi sebelumnya, ketika BoE mengejutkan sebagian besar pelaku pasar untuk menjadi bank sentral utama pertama yang menaikkan suku bunga sejak awal pandemi.

Euro bertahan stabil di 1,13315 dolar AS setelah menyentuh tertinggi bulan ini di 1,13605 dolar AS setelah ECB menguraikan rencana untuk menghapus stimulus selama kuartal mendatang, meskipun bank sentral itu juga menekankan fleksibilitas kebijakannya.

"Tapering ECB yang hati-hati dan kenaikan suku bunga BoE yang mengejutkan kemungkinan membuat (indeks dolar) jangka pendek tertekan, terutama mengingat kecenderungan posisi beli dolar hingga akhir tahun," tulis ahli strategi Westpac dalam catatan klien.

"Tetapi pelemahannya kemungkinan tidak akan melampaui level terendah 95-an" untuk indeks dolar, dengan The Fed "berjalan di depan" dari ECB dalam hal siklus pengetatan, dan penurunan ke level pertengahan 95 adalah peluang beli, kata mereka.

Pada Rabu (15/12), The Fed mengatakan akan mempercepat pengurangan stimulus pembelian obligasi untuk mengakhiri program pada Maret, menyiapkan kenaikan suku bunga tiga perempat poin tahun depan. Indeks dolar awalnya melonjak ke level tertinggi tiga minggu, sebelum memulai kemerosotannya saat ini.

Jalan-jalan berbeda yang diambil oleh bank-bank sentral utama menggarisbawahi ketidakpastian mendalam tentang bagaimana varian Omicron yang menyebar cepat akan memukul ekonomi, dan tentang seberapa banyak yang harus dilakukan masing-masing untuk melawan lonjakan inflasi, yang memukul keras di Amerika Serikat dan Inggris, tetapi kurang begitu keras di Eropa.

Bank sentral Jepang (BoJ) akan mengumumkan keputusan kebijakan pada Jumat, tetapi tidak ada perubahan yang diperkirakan pada elemen inti dari kebijakan ultra-longgarnya dengan inflasi masih tertahan jauh di bawah target bank sentral.

Dolar naik tipis menjadi 113,76 yen karena mata uang tersebut sebagian besar melayang di kisaran 112,5-114,3 selama tiga minggu terakhir.

Dolar Australia yang sensitif terhadap risiko tergelincir 0,06 persen menjadi 0,7178 dolar AS, melemah kembali setelah melonjak ke level tertinggi lebih dari tiga minggu di 0,7224 dolar AS semalam.

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021