Kolaborasi ini bertujuan untuk semakin memperkuat ekosistem jual-beli aset digital Luno, dan memperluas akses terhadap mata uang digital ke semakin banyak investor di Indonesia, kata Luno dalam pernyataan persnya, dikutip Jumat.
Baca juga: OJK minta sinergitas tangani investasi kripto dan pinjaman ilegal
Selain itu, keduanya pun berfokus untuk bisa mendapatkan perizinan lebih lanjut dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), setelah mendapatkan izin secara resmi terdaftar sebagai platform Perdagangan Fisik Aset Kripto semenjak 31 Maret 2020 lalu.
“Kami sangat antusias menyambut kemitraan ini. Melihat pertumbuhan pasar aset kripto di Indonesia yang luar biasa pada tahun 2021 dan dukungan dari Bappebti, mendorong kami untuk terus berkomitmen meningkatkan bisnis dan memberikan layanan terbaik di platform Luno," kata Jay Jayawijayaningtiyas, Country Manager Luno Indonesia.
Selain itu, menurut Jay, Luno juga akan melanjutkan program-program edukasi kripto, terutama untuk membantu masyarakat awam agar bisa mengenal kripto dengan lebih baik.
Luno dan Lippo Group memiliki rekam jejak kerja sama yang cukup panjang, tepatnya sejak tahun 2015, saat Venturra Capital memimpin putaran pendanaan Seri-A Luno Indonesia. Dengan dukungan dari Venturra, Luno memasuki pasar Indonesia secara resmi pada tahun 2016.
Baca juga: Jumlah investor aset kripto diyakini akan makin bertumbuh pesat
Sejak saat itu, Lippo Group terus memberikan dukungan pada Luno, bahkan setelah Luno diakuisisi oleh Digital Currency Group pada tahun 2020. Venturra Capital sendiri adalah salah satu perusahaan portofolio dari MPC.
"Bersama Luno, kami akan semakin menggencarkan literasi finansial terkait aset kripto, dan menghapuskan stigma bahwa aset kripto bukanlah bisnis yang riil. Industri ini memiliki potensi yang sangat besar hingga bertahun-tahun yang akan datang," ungkap Adrian Suherman, CEO MPC.
Untuk mencapai visi tersebut, Luno akan mengerahkan pengetahuan dan keahliannya terkait industri kripto global, dan MPC akan melengkapinya dengan wawasan dan pemahaman terhadap karakter pasar Indonesia.
Luno dan MPC akan berfokus untuk menjalankan program-program edukasi terkait kripto dan aset digital. Hal ini sejalan dengan survei terbaru oleh Luno dan YouGov, yang menyatakan bahwa alasan utama (62%) masyarakat Indonesia belum berinvestasi di kripto adalah karena kurangnya pemahaman atau informasi yang komprehensif.
Namun, 30 persen masyarakat Indonesia mengaku sudah familiar dengan kripto, jauh melebihi aset investasi yang lain, seperti obligasi negara (20 persen) dan pinjaman peer-to-peer (18 persen).
Melihat fakta tersebut, potensi pasar kripto di Indonesia diperkirakan akan terus bertumbuh. Berdasarkan data dari Bappebti, jumlah pengguna kripto di Indonesia per Juli 2021 mencapai angka 7,4 juta orang. Angka tersebut meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Tak hanya jumlah investor, volume perdagangan kripto pun melonjak tajam hingga 6 kali lipat, dari Rp60 triliun di tahun 2020 menjadi Rp370 triliun per Mei 2021.
Sejauh ini di tahun 2021, Luno sendiri telah mencatatkan total volume transaksi dengan pertumbuhan sebesar 4 kali lipat di Indonesia dibandingkan dengan total volume transaksinya di sepanjang 2020.
Secara global, Luno juga telah memiliki lebih dari 9 juta pelanggan, dan menjadi Top 6 platform perdagangan kripto terbaik di dunia versi CryptoCompare. Luno menjadi satu-satunya platform perdagangan kripto di Indonesia yang berhasil masuk ke ranking Top 10 dan mendapatkan skor Grade A.
Baca juga: WhatsApp di AS bisa kirim mata uang kripto
Baca juga: Uang kripto catat rekor arus masuk dalam 11 bulan pertama
Baca juga: Ayobantu tawarkan berdonasi dalam bentuk kripto
Pewarta: Suryanto
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021