Asisten Deputi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Dr Yulius MA meminta Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali dapat mempresentasikan ekonomi digital dalam ajang Forum Presidensi G20 pada 2022.ITB STIKOM Bali sangat siap
"Ada tiga topik yang dibahas dalam G20 nanti yakni ekonomi digital, energi terbarukan, dan emisi gas. Tetapi yang saya harapkan ITB STIKOM Bali bisa menyampaikan ide tentang ekonomi digital," kata Yulius dalam keterangan tertulisnya di Denpasar, Jumat.
Yulius menyampaikan hal tersebut saat menjadi narasumber seminar nasional tentang peningkatan kompetensi dan literasi masyarakat melalui kartu prakerja dan tax deduction di ITB STIKOM Bali, Denpasar, Kamis (16/12).
"Ekonomi digital yang bermanfaat bagi dunia atau paling tidak bagi Indonesia, bisa dalam bentuk seminar internasional dengan narasumber asing atau dapat melakukan pameran. Nanti kami fasilitasi," ucap Yulius juga lulusan Magister Ekonomi Internasional Nigata University, Jepang.
Baca juga: Kemenko: Presidensi G20 bawa manfaat ekonomi dan strategis
Baca juga: CORE: Presidensi G20 momentum bahas isu yang menguntungkan Indonesia
Yulius menambahkan, dengan Indonesia mendapat kepercayaan tuan rumah Presidensi G20, Indonesia harus mampu memperlihatkan kelebihan-kelebihannya agar diketahui masyarakat dunia. "Karenanya terbuka peluang bagi ITB STIKOM Bali untuk mempresentasikan ekonomi digital," ujarnya.
Di sisi lain, dalam seminar tersebut, Yulius menyampaikan paling lambat akhir bulan ini pemerintah akan mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi.
Manfaat dari Perpres tersebut, yakni pertama adalah pemerintah akan mendorong pendidikan vokasi berdasarkan orientasi permintaan. Kedua, pemerintah menempatkan Kamar Dagang dan industri (Kadin) selevel dengan pemerintah sehingga bersama-sama terlibat dalam pembuatan keputusan.
Poin penting dalam Perpres tersebut adalah pemerintah memberikan insentif Super Tax Deduction, yakni pengurangan biaya sampai 200 persen bagi perusahaan yang berinvestasi di bidang vokasi dan peningkatan sumber daya manusia.
Baca juga: Presiden : Potensi pasar digital RI capai 146 miliar dolar AS di 2025
Baca juga: APKLI canangkan ekonomi PKL Indonesia Makmur di era digital
Menanggapi tantangan Yulius tersebut, akademisi ITB STIKOM Bali Dr Evi Triandini yang sekaligus sebagai moderator dalam acara tersebut langsung meminta petunjuk kepada Yulius mengenai hal-hal konkret yang bisa dibuat ITB STIKOM Bali dalam Presidensi G20 tersebut.
"Kami akan berkoordinasi dengan pihak rektorat agar kesempatan yang diberikan ini segera disikapi pihak kampus dengan membentuk sebuah tim guna menggodok materi ekonomi digital dimaksud. Pada intinya kita di ITB STIKOM Bali sangat siap," ucapnya.
Sementara itu Wakil Rektor II ITB STIKOM Bali Putri Srinadi, SE, MM.Kom saat membuka seminar tersebut mengemukakan, ITB STIKOM Bali yang berada di bawah Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar, juga memiliki STT Bandung di Jawa Barat, Politeknik Nasional Denpasar dan Polteknik Ganesha Guru, delapan SMK TI dan beberapa lembaga vokasi.
Baca juga: Bangkitkan ekonomi nasional dengan optimalisasi sektor digital
Yulius menambahkan, dengan Indonesia mendapat kepercayaan tuan rumah Presidensi G20, Indonesia harus mampu memperlihatkan kelebihan-kelebihannya agar diketahui masyarakat dunia. "Karenanya terbuka peluang bagi ITB STIKOM Bali untuk mempresentasikan ekonomi digital," ujarnya.
Di sisi lain, dalam seminar tersebut, Yulius menyampaikan paling lambat akhir bulan ini pemerintah akan mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi.
Manfaat dari Perpres tersebut, yakni pertama adalah pemerintah akan mendorong pendidikan vokasi berdasarkan orientasi permintaan. Kedua, pemerintah menempatkan Kamar Dagang dan industri (Kadin) selevel dengan pemerintah sehingga bersama-sama terlibat dalam pembuatan keputusan.
Poin penting dalam Perpres tersebut adalah pemerintah memberikan insentif Super Tax Deduction, yakni pengurangan biaya sampai 200 persen bagi perusahaan yang berinvestasi di bidang vokasi dan peningkatan sumber daya manusia.
Baca juga: Presiden : Potensi pasar digital RI capai 146 miliar dolar AS di 2025
Baca juga: APKLI canangkan ekonomi PKL Indonesia Makmur di era digital
Menanggapi tantangan Yulius tersebut, akademisi ITB STIKOM Bali Dr Evi Triandini yang sekaligus sebagai moderator dalam acara tersebut langsung meminta petunjuk kepada Yulius mengenai hal-hal konkret yang bisa dibuat ITB STIKOM Bali dalam Presidensi G20 tersebut.
"Kami akan berkoordinasi dengan pihak rektorat agar kesempatan yang diberikan ini segera disikapi pihak kampus dengan membentuk sebuah tim guna menggodok materi ekonomi digital dimaksud. Pada intinya kita di ITB STIKOM Bali sangat siap," ucapnya.
Sementara itu Wakil Rektor II ITB STIKOM Bali Putri Srinadi, SE, MM.Kom saat membuka seminar tersebut mengemukakan, ITB STIKOM Bali yang berada di bawah Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar, juga memiliki STT Bandung di Jawa Barat, Politeknik Nasional Denpasar dan Polteknik Ganesha Guru, delapan SMK TI dan beberapa lembaga vokasi.
Baca juga: Bangkitkan ekonomi nasional dengan optimalisasi sektor digital
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021