Viagra Membuat Tuli?

19 Mei 2011 10:04 WIB
London (ANTARA News) - Viagra mungkin membantu pria mencapai puncak gairah, tetapi pil biru itu bisa menghentikan anda menikmati pembicaraan di tempat tidur setelah itu.

Berdasarkan Daily Mail, para dokter memperingatkan viagra yang dikonsumsi oleh ribuan pria Inggris bisa menyebabkan ketulian.

Viagra dan obat impoten serupa sudah dikaitkan dengan ratusan kasus kehilangan pendengaran secara tiba-tiba di seluruh dunia.

Para pengguna di Amerika Serikat saat ini diperingatkan bahwa obat-obatan itu bisa merusak pendengaran, dan pakar Inggris di balik penemuan itu menginginkan sinyal yang sama diberikan di sini.

Para pakar, dari Charing Cross, Stoke Mandeville dan Royal Marsden Hospital, meminta pengawas obat-obatan di Eropa, Amerika, Asia Timur dan Australasia bila mereka sudah menerima laporan "ketulian viagra" - pendengaran hilang segera setelah mengonsumsi pil impoten.

Mereka menemukan 47 dugaan kasus kehilangan pendengaran sensorineural - kehilangan pendengaran secara cepat pada salah satu atau kedua telinga - dihubungkan dengan viagra dan obat-obatan terkait Cialis dan Levitra.

Sebanyak 223 laporan lain yang dibuat di AS tidak dimasukkan dalam penelitian karena kurang terperinci.

Laporan dalam jurnal The Laryngoscope menyebutkan rata-rata usia mereka yang terpengaruh adalah 57 tahun, meskipun dua dari pria yang terlibat baru berusia 37 tahun.

Tidak jelas berapa lama masalah ini berlangsung, tetapi jenis kehilangan pendengaran ini, lebih umum karena infeksi dan paparan suara keras, biasanya menyebabkan kerusakan permanen dalam sepertiga kasus.

Dalam penelitian sebelumnya dari 29 dugaan kasus, oleh pengawas makanan dan obat-obatan AS (Food and Drug Administration/FDA), hanya sepertiga kasus diklasifikasikan sebagai sementara.

FDA menyarankan para pengguna Viagra, Cialis atau Levitra yang mendapati pendengaran mereka tiba-tiba memburuk untuk segera menghentikan konsumsi pil dan mengunjungi dokter. Para peneliti Inggris tidak yakin bagaimana Viagra bisa mempengaruhi pendengaran, tetapi itu mungkin rantai reaksi kimia yang pemicunya sudah mempengaruhi bagian dalam telinga.

"Praktisi medis terlibat dalam resep obat-obatan ini perlu waspada mengenai kemungkinan efek sampingnya," kata Dr Afroze Shah Khan, dari bagian THT (telinga hidung tenggorokan) Charing Cross Hospital.

Tetapi, pengawas obat-obatan Inggris, Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency, mengatakan keluhan kehilangan pendengaran terkait dengan Viagra "sangat langka".

Seorang juru bicara menambahkan bahwa laporan mengenai reaksi merugikan dari obat-obatan tidak membuktikan obat-obatan yang menyebabkannya.
(ENY)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011