Direktur Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) pada KLHK, Drasopolino mengaku melakukan upaya eksplorasi melalui talkshow bertajuk "FIP II Memberdayakan Perempuan Hebat Indonesia" yang dilaksanakan secara virtual di Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/12).
"Talkshow ini bertujuan untuk menyosialisasikan keterlibatan perempuan dalam project FIP II dan juga untuk mengeksplorasi peluang keterlibatan perempuan lebih luas lagi dalam pengelolaan SDA di wilayah KPH mitra kerja utama Project FIP II," ungkap Drasopolino saat sambutan.
Menurutnya, project FIP II sejak berjalan tahun 2017 telah melibatkan 30 persen perempuan dalam program dan kegiatannya. Ia menyebutkan bahwa perempuan telah menjadi penerima manfaat langsung dan penerima manfaat tidak langsung program.
Baca juga: KLHK terus dorong kemitraan konservasi dengan masyarakat lokal
Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Bappenas, Nur Hygiawati yang menjadi salah satu pembicara menilai bahwa FIP II telah berhasil dalam hal peningkatan kompetensi staf, pengembangan aplikasi smart KPH, serta dukungan keaktifan KPH dalam menjalin kerja sama dan kemitraan dengan kelompok tani hutan (KTH).
"Implementasi pelaksanaan proyek FIP II di KPH Rinjani Barat dan KPH Batulanteh telah dirasakan masyarakat, terutama oleh KTH dan aparatur desa setempat berupa pengadaan barang berupa gudang penampung kemiri, rumah produksi madu, dan alat ekonomi produktif untuk peningkatan kualitas produksi madu dan gula aren, dan lain-lainnya," paparnya.
Pembicara lainnya yang hadir secara virtual, Sekretaris Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) KLHK, Erna Rosdiana kepada para peserta menyampaikan secara gamblang konsep perhutanan nasional, implementasi dan capaian sampai saat ini di Indonesia.
Talkshow yang dipandu Sitawati Ken Utami, pendiri komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia yang saat ini menjabat Ketua PBI Bogor juga menghadirkan narasumber dari masyarakat yaitu Denda Kusmawati.
Denda Kusmawati merupakan pengelola Hutan Adat Mandala dari Pokjarwis Bayan Ecotourism di NTB. Selanjutnya juga hadirkan Istinawati secara virtual dari Kelompok Tani Hutan Batu Kura, dan Zulfiana dari KTH Alam Lestari.
Adapun narasumber masyarakat berbagi pengalaman dan kiprah keterlibatan mereka dalam perencanaan, pengelolaan dan pengembangan usaha kelompok tani di wilayah masing-masing.
Baca juga: KLHK: Penting bermitra dengan masyarakat lokal kawasan konservasi
Baca juga: KLHK lepasliarkan delapan orangutan di TN Bukit Baka Bukit Raya
Baca juga: KLHK terus lakukan inovasi dorong pencapaian target perhutanan sosial
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021