Pemerintah Belanda pada Sabtu (18/12) mengumumkan kebijakan pengetatan karantina wilayah karena khawatir atas potensi kemunculan SARS-CoV-2 varian Omicron di negara itu."Saya berdiri di sini dengan pikiran kalut," ujar Perdana Menteri Rutte dalam konferensi pers di Den Haag. "Belanda akan kembali memberlakukan lockdown."
"Saya berdiri di sini dengan pikiran kalut," ujar Perdana Menteri Belanda Rutte dalam konferensi pers di Den Haag.
Menurut PM, kebijakan lockdown tidak dapat dihindari karena Omicron menyebar lebih cepat dari dikhawatirkan.
"Inilah keputusan rumit yang harus kami informasikan malam ini," kata dia.
Kebijakan lockdown tersebut berlaku mulai Minggu (19/12) pukul 05.00 pagi waktu setempat dan berlaku hingga 14 Januari 2022.
Menurut Rutte, lockdown ketat tidak bisa dihindari karena menurut dia gelombang kelima COVID-19 semakin mendekat dengan varian Omicron.
Hanya toko yang menjual kebutuhan pokok seperti pasar swalayan, institusi medis, dan bengkel mobil yang tetap buka sementara semua toko lain dan seluruh institusi pendidikan, industri katering, restoran, museum, teater, hingga kebun binatang harus ditutup.
Kepala Institut Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Nasional (RIVM) Jaap van Dissel dan Tim Manajemen Wabah (OMT) juga menjelaskan kekhawatirannya meskipun angka infeksi menurun dengan 14.742 tes positif dari Jumat (17/12) hingga Sabtu.
Dissel menilai varian Omicron dapat menjadi dominan di Belanda tak lama setelah Natal.
Sebelumnya pada 14 Desember, Rutte mengumumkan perpanjangan sejumlah kebijakan saat ini, yakni lockdown malam antara pukul 17.00 hingga pukul 05.00 waktu setempat untuk toko-toko nonesensial, sementara sekolah dasar harus tutup satu pekan lebih awal sebelum liburan Natal.
Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2021