• Beranda
  • Berita
  • IHSG turun seiring kekhawatiran adanya pengetatan akibat Omicron

IHSG turun seiring kekhawatiran adanya pengetatan akibat Omicron

20 Desember 2021 10:06 WIB
IHSG turun seiring kekhawatiran adanya pengetatan akibat Omicron
Ilustrasi - Seorang karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww.
Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin turun seiring kekhawatiran diterapkannya pengetatan pembatasan sosial akibat makin meluasnya varian Omicron.

IHSG pagi ini dibuka melemah 30,59 poin atau 0,46 persen ke posisi 6.571,35. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 7,19 poin atau 0,76 persen ke posisi 932,22.

"Indeks saham di Asia pagi ini Senin dibuka turun di tengah kekhawatiran mengenai pemberlakuan kembali kebijakan pembatasan sosial di lebih banyak negara untuk menangkal penyebaran varian Omicron virus COVID-19, pengetatan kebijakan moneter, serta prospek kemunduran pada agenda ekonomi Presiden Joe Biden," tulis Tim Riset Phillip Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.

Baca juga: IHSG Senin dibuka melemah 30,59 poin

Akhir pekan lalu indeks saham utama di Wall Street turun sehingga secara mingguan S&P 500 melemah 1,9 persen, DJIA kehilangan 1,7 persen dan NASDAQ jatuh 2,9 persen.

Lonjakan kasus penularan varian Omicron telah memicu pemberlakukan kembali kebijakan pembatasan sosial yang ketat di sejumlah negara Eropa dan mengancam pemulihan ekonomi global pada awal 2022.

Sementara itu, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS atau US Treasury note bertenor 10 tahun turun 1,5 bps menjadi 1,41 persen seiring dengan meningkatnya permintaan atas aset-aset yang dianggap aman atau safe haven.

Sebagai antisipasi siklus pengetatan kebijakan moneter, imbal hasil biasanya akan bergerak naik jika bank sentral AS The Federal Reserve mengumumkan sikap tegas atau hawkish.

Baca juga: IHSG akhir pekan ditutup naik, dipimpin saham energi

Sebagian investor menyakini pengetatan kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral besar di dunia seperti The Fed, Bank of England, European Central Bank, dan Bank of Japan pada minggu lalu dapat menahan lonjakan inflasi.

Sebagian investor lain khawatir pasar yang selama ini kenaikannya di topang oleh kebijakan suku bunga rendah akan sangat rentan terhadap pengurangan paket stimulus moneter, seberapa kecil pun jumlah pengurangan itu.

Dari AS, investor memantau komentar terkini Senator Joe Manchin yang membuat Partai Demokrat tidak memiliki banyak opsi untuk mendorong agenda ekonomi Presiden Joe Biden setelah Manchin menolak paket belanja dan kenaikan pajak senilai sekitar 2 triliun dolar AS.

Di pasar komoditas, harga kontrak berjangka (futures) minyak mentah mencatatkan penurunan mingguan selama tujuh minggu beruntun dengan harga kontrak berjangka minyak mentah jenis Brent turun 2,6 persen minggu lalu sementara harga kontrak berjangka minyak mentah jenis WTI terpangkas 1,3 persen.

IHSG hari ini diperkirakan akan bergerak melemah ke kisaran 6.570 hingga 6.620.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 345,04 poin atau 1,21 persen ke 28.200,64, indeks Hang Seng turun 143,48 poin atau 0,62 persen ke 23.049,15, dan indeks Straits Times terkoreksi 24,06 atau 0,77 persen ke 3.087,57.
 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021