Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank terus mendorong peningkatan daya saing ekspor melalui program Desa Devisa Rumput Laut pertama di Indonesia yang berada di Desa Kupang, Sidoarjo, Jawa Timur.LPEI menyiapkan program yang terintegrasi dan terpadu untuk membangun dan meningkatkan kapasitas para petani rumput laut, anggota dan pengurus Koperasi Sumber Mulyo
Direktur Pelaksana II LPEI Maqin U Norhadi dalam keterangan di Jakarta, Senin, mengatakan Desa Kupang yang menghasilkan rumput laut, ikan bandeng, dan udang tersebut memiliki komoditas rumput laut merah Gracilaria Sp sebagai komoditas unggulan desa.
Rumput laut merah diketahui memiliki manfaat sebagai pengental dan pembuatan gel untuk produksi agar-agar, kolagen, karagenan dan alginat bagi sektor industri atau sektor makanan minuman.
Pada 2020, hasil produksi dari petani rumput laut yang tergabung dalam Koperasi Sumber Mulyo 5758 mencapai 4.800 ton atau rata-rata produksi dari setiap anggota koperasi mencapai 6,8 ton per tahunnya.
"Dengan mengikuti program Desa Devisa LPEI maka sebanyak 59 petani rumput laut, yang saat ini telah menjadi anggota Koperasi Sumber Mulyo 5758 Desa Kupang, akan mampu meningkatkan produksi dan siap menjadi eksportir rumput laut secara mandiri dalam satu tahun mendatang," ujar Maqin.
Wilayah yang strategis dengan mempertimbangkan aspek geografis, iklim tropis dan terletak di perairan dangkal, menjadikan budi daya rumput laut sebagai komoditas primadona bagi masyarakat setempat. Hasil produksi rata-rata rumput laut mencapai 10.113 ton per tahun atau 1,4 persen dari total produksi rumput laut di Jawa Timur.
LPEI menyiapkan program yang terintegrasi dan terpadu untuk membangun dan meningkatkan kapasitas para petani rumput laut, anggota dan pengurus Koperasi Sumber Mulyo.
Bentuk pelatihan dan pendampingan yang diberikan LPEI antara lain berupa manajemen koperasi, teknik budidaya dan pengolahan, pemasaran, perluasan akses pasar, perijinan ekspor, sertifikasi, dan penyusunan laporan keuangan.
Dengan menghasilkan produk berstandar ekspor diharapkan akan memiliki nilai tambah bagi para petani rumput laut di Desa Kupang dan pada gilirannya peningkatan kesejahteraan serta ekonomi pun akan dirasakan oleh masyarakat sekitar.
Saat ini produk yang dijual koperasi berupa rumput laut yang dikeringkan untuk memenuhi pesanan pembeli (buyer) atau perusahaan-perusahan lokal namun diantaranya ada buyer yang telah melakukan ekspor (pemasok untuk eksportir). Rumput laut tersebut akan diolah menjadi tepung dan di ekspor ke negara kawasan Eropa dan Asia Timur.
Anggota Komisi XI DPR RI Indah Kurnia mengatakan, dengan adanya dukungan, bimbingan, dan pembinaan dari LPEI, diharapkan usaha rumput laut di Desa Kupang Sidoarjo bisa semakin berkembang.
"Kita targetkan tahun 2022 kita sudah bisa ekspor sendiri," ujar Indah.
Menurut Indah, sinergi dan kolaborasi Indonesia Eximbank dengan lembaga lain, perbankan, termasuk Asosiasi Rumput Laut Indonesia, diperlukan untuk meningkatkan kualitas produksi dan membantu mencarikan pasar di luar negeri.
"Rumput laut ini adalah berkah alam yang luar biasa, dan bisa memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi warga di sini karena dalam mencapai tujuan ekspor mandiri, pengurus tidak bisa sendiri, anggota tidak bisa sendiri, maka diperlukan harmonisasi orkestrasi dan kolaborasi dalam mencapai tujuan tersebut," ujar Indah.
Baca juga: LPEI bantu perluas akses pasar UKM ke Singapura dan Malaysia
Baca juga: LPEI dukung percepatan peningkatan ekspor nasional
Baca juga: LPEI salurkan bantuan bagi korban erupsi Gunung Semeru
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021