"Berdasarkan survei, anak-anak cenderung menerima edukasi keuangan dari orangtua," ujar Tirta dalam acara Peluncuran Infrastruktur Literasi Keuangan secara daring di Jakarta, Senin.
Maka dari itu, OJK meluncurkan buku saku cerdas mengelola keuangan bagi calon pengantin.
Dengan keuangan keluarga yang bisa dikelola dengan baik, Tirta meyakini perekonomian bisa berjalan dengan teratur, stabil, dan berkelanjutan.
Hal tersebut mengingat adanya hubungan positif antara kesehatan keuangan keluarga dengan stabilitas sistem keuangan nasional secara umum.
"Perencanaan keuangan bagi setiap warga Indonesia menjadi sangat penting karena keluarga menjadi salah satu pilar perekonomian, di mana kesehatan keuangan keluarga akan menberi pengaruh terhadap kesehatan keuangan negara secara keseluruhan," ungkapnya.
Menurut Tirta, orangtua dengan perilaku positif dalam mengelola keuangan juga akan melahirkan anak dengan sikap dan perilaku yang sehat secara keuangan.
Selain itu, keluarga dengan tingkat ketahanan keuangan yang tinggi juga akan lebih tahan terhadap permasalahan keluarga.
Ia menyebutkan setiap tahunnya terjadi sekitar 400 ribu kasus perceraian di Indonesia.
Berdasarkan data Direktur Jenderal Peradilan Agama Mahkamah Agung tahun 2018, penyebab utama perceraian rumah tangga adalah faktor ekonomi, yakni sebesar 28,2 persen.
"Angka ini relatif sangat tinggi, oleh karena itu literasi keuangan keluarga menjadi sangat penting untuk menciptakan ketahanan keluarga, serta bisa menciptakan kebiasaan sehat anak-anak dalam mengelola keuangan," pungkas Tirta.
Baca juga: OJK tunggu laporan UMKM di daerah yang kesulitan akses modal
Baca juga: OJK minta sinergitas tangani investasi kripto dan pinjaman ilegal
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021