Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati mengatakan hampir semua ibu hamil yang melahirkan terpaksa menjalani operasi sesar karena belum mencapai hari perkiraan lahir bayi.
"Hampir semua operasi sesar, mungkin karena stres, ketakutan atau bahkan trauma akibat erupsi Gunung Semeru," katanya dalam rilis yang diterima ANTARA di Kabupaten Lumajang, Senin.
Ia mengatakan salah satu bayi ada yang lahir pada hari ketiga saat ibunya berada di posko pengungsian, padahal menurut hitungan dokternya seharusnya belum waktunya sang ibu melahirkan dan mungkin karena trauma atau ketakutan saat ada letusan Semeru, sehingga melahirkan di Rumah Sakit Umum (RSU) Pasirian melalui operasi sesar.
"Semoga ananda Ahmad Chaidar menjadi anak yang saleh dan semoga perjuangan ibunya untuk menyelamatkan dia akan menjadi pengingatnya untuk terus berbakti dan mencintai orang tuanya," tuturnya.
Menurutnya masih ada 14 calon ibu yang diperkirakan akan melahirkan di posko pengungsian bencana Gunung Semeru dalam waktu dekat, sehingga pihaknya sudah meminta jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang untuk menyiapkan tempat yang nyaman bagi para ibu dan bayi setelah proses melahirkan.
"Saya meminta agar tenaga kesehatan juga membantu menghilangkan trauma pada ibu yang melahirkan, kemudian memantau kondisi ibu dan bayi setelah melahiran," katanya.
Ia juga meminta tenaga medis dan para bidan memantau secara kontinyu kepada pengungsi yang melahirkan, sehingga dapat menjaga supaya sang ibu traumanya hilang agar air susu ibu (ASI)-nya lancar untuk si buah hati.
Wabup yang akrab disapa Bunda Indah itu sempat mengunjungi Rumah Tunggu Ibu Melahirkan yang berada di Desa Pasirian, Kabupaten Lumajang pada Minggu (19/12).
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021