"Selama setahun terakhir ini, kami bersiap menghadapi penambahan pasien dengan meningkatkan hampir dua kali lipat jumlah tempat tidur untuk merawat para pasien virus corona dan memperluas perawatan di rumah, tapi itu tidak cukup," kata juru bicara Moon, Park Kyung-mee, yang mengutip pernyataan sang presiden.
Pihak berwenang, sementara itu, kembali memberlakukan aturan ketat pembatasan sosial pekan ini, yaitu satu hingga 1,5 bulan setelah melonggarkannya melalui penerapan kebijakan "hidup bersama COVID-19".
Keputusan untuk mengembalikan aturan ketat itu diambil karena sistem medis negara itu kewalahan akibat lonjakan infeksi harian dan kasus serius.
Selama akhir pekan lalu, tingkat keterisian ranjang di unit perawatan intensif bagi pasien COVID-19 mencapai 88 persen di Seoul dan lebih dari 79 persen di seluruh negeri, kata Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KDCA).
Angka tersebut melampaui ambang batas 75 persen, yang dikatakan badan kesehatan akan memicu pemberlakuan langkah-langkah darurat.
Ketika berbicara dalam pertemuan dengan para pembantunya, Presiden Moon mendesak rumah-rumah sakit umum, terutama di wilayah Seoul yang paling parah dilanda COVID-19, agar menyisihkan lebih banyak sumber daya untuk menangani kasus-kasus serius.
Moon juga meminta rumah-rumah sakit swasta serta para petugas medis untuk meningkatkan kemampuan perawatan.
Jumlah dokter dan personel yang ditugaskan untuk menangani perawatan pasien virus corona akan ditambah, katanya.
KDCA pada Minggu tengah malam melaporkan 5.318 infeksi COVID-19 dan 54 kematian sehingga total kasus menjadi 570.414 orang dan yang kehilangan kehilangan nyawa sebanyak 4.776 orang sejak pandemi tersebut mulai melanda di Korsel.
Sumber: Reuters
Baca juga: Korsel terapkan pembatasan lebih ketat di tengah lonjakan COVID-19
Baca juga: Pertama kali kasus COVID-19 Korsel capai 7.000 lebih
Baca juga: Korsel laporkan tambahan tiga kasus Omicron
Pewarta: Tia Mutiasari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021