Kalangan dunia usaha energi baru terbarukan/EBT memuji dan mengapresiasi komitmen serta konsistensi pemerintah dalam memacu pengembangan energi bersih tersebut mengingat percepatan pengembangan dan penggunaannya bukan lagi pilihan, namun menjadi arah Indonesia ke depan...pemanfaatan EBT memang harus menjadi prioritas utama untuk menopang ketahanan energi nasional dan menekan laju emisi..
“Kami melihat pemerintah makin komit dan konsisten mengembangkan EBT, dan ini pantas untuk diapresiasi, meskipun mungkin perlu percepatan," kata Presiden Direktur/CEO PT Indoplas Energy Bobby Gafur Umar dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Hal tersebut disampaikan usai acara penandatanganan naskah Perjanjian Kerjasama Pembangunan Tanaman Industri Kayu Energi (Biomassa) dalam Kawasan Hutan Produksi di Areal Kerja IUPHHK-HTI PT Inhutani III Kalimantan Barat, antara PT Inhutani III dengan Konsorsium Indoplas-CEL (PT Indoplas Makmur Lestari dan PT Cipta Energi Lestari), di Jakarta, Senin (20/12).
Melalui kerja sama ini, kedua pihak sepakat mewujudkan sinergi usaha Hutan Tanaman Industri (HTI) yang menguntungkan dan memberikan manfaat bersama melalui pembangunan dan pemanfaatan HTI dalam kawasan hutan produksi pada areal kerja IUPHHK-HTI PT Inhutani III Kalimantan Barat.
Menurut Bobby, pihaknya sependapat bahwa pemanfaatan EBT memang harus menjadi prioritas utama untuk menopang ketahanan energi nasional dan menekan laju emisi dalam jangka panjang dan berbagai upaya pengembangan EBT harus dilakukan secara masif.
Indonesia telah berkomitmen untuk melakukan penurunan emisi. Sebagaimana ditegaskan pada COP 26 pada 2 November 2021 lalu, Indonesia akan dapat berkontribusi lebih cepat bagi Net-Zero Emission dunia dan salah satu langkah konkrit untuk menurunkan emisi adalah dengan melakukan diversifikasi energi fosil dengan energi terbarukan, sesuai dengan yang sudah ditetapkan yakni 23 persen pada tahun 2025 mendatang.
"Sampai dengan tahun 2020 Bauran Energi Primer Energi Baru Terbarukan (EBT) baru mencapai 11,2 persen, masih memerlukan upaya yang kongkrit dan terencana untuk mencapai target bauran 23 persen di tahun 2025,” kata Bobby.
Direktur PT Inhutani III Hezlisyah Siregar, mengatakan pihaknya akan membangun HTI kayu energi dan jenis lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku, lengkap mulai dari pembuatan persemaian, pembibitan, penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan hingga penjualan.
"Lokasinya terletak di dalam areal IUPHHK-HTI PT INHUTANI III Kabupaten Melawi dan Sintang Provinsi Kalimantan Barat,” katanya.
Baik Bobby Gafur Umar maupun Hezlisyah Siregar berpendapat penandatanganan perjanjian tersebut sekaligus menandai semangat investor swasta dan BUMN untuk secara bersama-sama dan bersinergi melaksanakan rencana dan target tersebut, serta penurunan GRK (Gas Rumah Kaca) 29 persen (kemampuan sendiri) dan 41 persen (dengan bantuan Asing NDC).
Keduanya juga menilai bahwa kesepakatan tersebut sebagai langkah awal untuk memenuhi persyaratan seperti yang ditetapkan dalam Keputusan Presiden tentang Pembelian Tenaga Listrik EBT oleh PLN.
Baca juga: Kadin dorong komitmen PLN dalam pemanfaatan EBT
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2021