• Beranda
  • Berita
  • Minyak naik tipis di Asia, investor tetap khawatir penyebaran Omicron

Minyak naik tipis di Asia, investor tetap khawatir penyebaran Omicron

21 Desember 2021 08:53 WIB
Minyak naik tipis di Asia, investor tetap khawatir penyebaran Omicron
Ilustrasi - Sebuah pompa minyak bekerja saat matahari terbenam di dekat Midland, Texas, AS. ANTARA/REUTERS/Jessica Lutz/am.
Harga minyak naik tipis di perdagangan Asia pada Selasa pagi, meskipun investor tetap khawatir tentang penyebaran cepat varian virus corona Omicron secara global, mendorong negara-negara untuk mempertimbangkan lebih banyak pembatasan yang berpotensi mengurangi permintaan bahan bakar.

Minyak mentah berjangka Brent naik 9 sen atau 0,1 persen, menjadi diperdagangkan di 71,61 dolar AS per barel pada pukul 01.05 GMT. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 23 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 68,84 dolar AS per barel.

"Tampaknya juga semakin besar kemungkinan Inggris akan memberlakukan kembali pembatasan beberapa saat setelah Boxing Day (26 Desember), karena kasus harian bergerak ke rekor tertinggi," tulis analis dari JBC Energy dalam sebuah catatan pada Selasa.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pada Senin (20/12) bahwa ia akan memperketat pembatasan virus corona untuk memperlambat penyebaran varian Omicron jika diperlukan, setelah Belanda memulai penguncian keempat dan negara-negara Eropa lainnya mempertimbangkan pembatasan Natal.

Infeksi Omicron berlipat ganda dengan cepat di seluruh Eropa dan Amerika Serikat, berlipat ganda setiap dua atau tiga hari di London dan di tempat lain serta mengambil banyak korban di pasar keuangan, yang khawatir akan dampaknya pada pemulihan ekonomi global.

Namun, Moderna Inc mengatakan pada Senin (20/12) bahwa dosis booster vaksin COVID-19 tampaknya melindungi terhadap varian virus corona Omicron yang menyebar cepat dalam pengujian laboratorium, memberikan beberapa harapan kepada investor.

Di sisi pasokan, kepatuhan OPEC+ dengan pengurangan produksi minyak naik menjadi 117 persen pada November dari 116 persen pada bulan sebelumnya, dua sumber dari kelompok tersebut mengatakan kepada Reuters, menunjukkan tingkat produksi tetap jauh di bawah target yang disepakati.

Di Amerika Serikat, persediaan minyak mentah diperkirakan turun selama empat minggu berturut-turut, sementara persediaan minyak sulingan dan bensin kemungkinan naik minggu lalu, jajak pendapat awal Reuters menunjukkan pada Senin (20/12).

Jajak pendapat itu dilakukan menjelang laporan dari American Petroleum Institute (API), sebuah kelompok industri, yang dijadwalkan pada Selasa, dan EIA, badan statistik Departemen Energi AS, yang akan merilis laporannya pada Rabu (22/12).
 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021