• Beranda
  • Berita
  • Pengusaha antusias dengan kawasan industri hijau Kalimantan Utara

Pengusaha antusias dengan kawasan industri hijau Kalimantan Utara

21 Desember 2021 19:07 WIB
Pengusaha antusias dengan  kawasan industri hijau Kalimantan Utara
Presiden Jokowi berdiskusi dengan para menteri Kabinet Indonesia Maju serta para pengusaha seusai melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) Kawasan Industrial Park Indonesia (KIPI) di kabupaten Bulungan Kalimantan Utara, Selasa (21/12/2021). (ANTARA/Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Sejumlah pengusaha mengaku antusias dengan hadirnya Kawasan Industrial Park Indonesia (KIPI) di Kalimantan Utara dan dinilai akan menciptakan REBID (renewable energy based industrial development) terbesar di dunia.

"Kami dari PT Kayan Hydropower tentu sangat bangga sekali bahwa event ini dihadiri oleh Bapak Presiden dan Bapak Presiden juga sudah mengucapkan hal yang sama di beberapa event dunia seperti di COP26 dan G20. Jadi menurut saya, ini awal dari mimpi besarnya Indonesia untuk mewujudkan kawasan REBID di Indonesia, dan ini pun akan menjadi REBID terbesar di dunia juga," kata Direktur Utama PT Kayan Hydropower Nusantara Antony Lesmana seperti dalam keterangan yang diberikan kepada Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Pres pada Selasa.

Presiden Joko Widodo pada hari ini melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) di kabupaten Bulungan Kalimantan Utara.

PT Kayan Hydropower Nusantara adalah perusahaan yang akan berinvestasi dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Sungai Mentarang, Kabupaten Malinau.

Antony menambahkan bahwa PLTA yang akan dibangun PT Kayan Hydropower di Sungai Mentarang diharapkan dapat mengeluarkan listrik pertamanya pada tahun 2029 mendatang. PT Kayan Hydropower pun berkomitmen untuk terus memberikan suplai energi hijau ke kawasan industri tersebut.

"Jika ini dibangun, ini akan menjadi salah satu dam tertinggi di Indonesia dan nomor dua tertinggi di dunia juga. Kita akan menyuplai listrik untuk dari 'energy green-nya' dari 'renewable energy-nya' untuk ke kawasan industri di Tanah Kuning ini melalui PT Kelik," tambah Antony.

Selain PT Kayan Hydropower Nusantara, perusahaan lain yaitu PT Adaro Energy Tbk turut berkomitmen untuk masuk dan membangun industri alumunium dalam negeri.

Selain bermanfaat untuk mengurangi impor, keberadaan industri alumunium di Kalimantan Utara juga diharapkan dapat mendatangkan banyak investasi serta menciptakan lapangan pekerjaan.

"Apabila kita memiliki industri alumunium, kami juga berharap nantinya industri otomotif seperti body, sasis, yang membutuhkan alumunium bisa dibuat juga di Kaltara ini. Jadi sungguh besar harapannya, kami sangat semangat, dan berharap project ini sangat sukses," kata Ario Rachmat selaku Wakil Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk.

Selain sejumlah perusahaan yang berinvestasi, masyarakat sekitar kawasan industri juga antusias dengan adanya pembangunan Kawasan Industri Hijau Indonesia di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.

Mereka berharap pembangunan kawasan industri tersebut dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

"Sangat antusias sekali sebenarnya, jadi memang ini dirindu-rindukan oleh masyarakat Kalimantan Utara ini apalagi di era reformasi sejak 99, memang sangat diharapkan supaya Kaltara ini bisa maju dari, atau minimal sama dengan provinsi-provinsi yang lain maka dengan adanya kawasan industri ini membuka tenaga kerja dan lain sebagainya untuk masyarakat Kalimantan Utara," kata Datu Yasir Arafat selaku Ketua Lembaga Adat Kesultanan Bulungan.

Kawasan Industrial Park Indonesia di Kalimantan Utara tersebut disebut sebagai kawasan paling luas di dunia dan dimiliki PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) dan PT Kawasan Industri Kalimantan Indonesia (KIKI) dengan target total luas kawasan adalah 30.000 hektare.

Kawasan industri itu akan menggunakan energi baru terbarukan sebagai sumber energi utama, dua di antaranya adalah 'hydropower' dan solar panel. Selain itu, daya listrik juga akan ditopang menggunakan bahan bakar gas.

KIPI menelan investasi sebesar 132 miliar dolar AS atau setara dengan Rp1.848 triliun untuk seluruh tahapan konstruksi dan komersialisasi sampai 8 tahun ke depan. Pendanaan proyek sepenuhnya diberikan oleh swasta tanpa adanya garansi dari pemerintah.

Proyek itu juga ditargetkan selesai konstruksi pada 2024 dan operasi bertahap mulai 2023, 2024 hingga 2029.

Beberapa proyek rencananya akan dibangun dalam kawasan itu, seperti "alumunium smelter", "petrochemical", "electronic alumine", "steel", "new energy battery" 1, "new energy battery" 2, "industrial silicon", "polycrystalline silicon" dan "solar panel".

Hadir dalam acara "groundbreaking" tersebut antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, pemilik PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir, para pejabat serta para investor yang berasal dari China, Uni Emirat Arab serta dalam negeri.

Baca juga: Presiden Jokowi: Izin kawasan industri harus keluar dalam hitungan jam

Baca juga: Luhut ungkap alotnya proses pengembangan KIPI Kaltara


 

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021