Ketua Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan perempuan Indonesia memiliki kewajiban mendidik generasi penerus dan menanamkan jiwa kebangsaan.
“Perayaan Hari Ibu di Indonesia lebih dari sekedar Mother’s Day di luar negeri. Perayaan Hari Ibu merupakan momentum kebangkitan bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan, serta gerak perjuangan perempuan untuk menuju Indonesia yang maju,” ujar Giwo dalam webinar yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Dia menambahkan peringatan Hari Ibu juga menjadi kesempatan untuk mengingatkan masyarakat agar dapat meningkatkan kualitas hidup dan hak perempuan agar setara dengan laki-laki.
Untuk itu, perlu berkolaborasi dan bersinergi dalam mengemban amanat para ibu yang mendirikan bangsa untuk dapat menjadi ibu bangsa yang mendidik generasi penerus dan menanamkan jiwa kebangsaan.
Baca juga: Penelitian: Perempuan lebih cepat adaptasi teknologi digital
Baca juga: Menteri PPPA: Peran perempuan strategis capai Indonesia maju
Puncak Peringatan Hari Ibu ke-93 diselenggarakan di dua lokasi, yang pertama konferensi pers di Ndalem Joyodipuran dan puncak acara di Gedung Mandala Bhakti Wanitama, Kabupaten Sleman, DIY.
Kegiatan berlangsung dengan acara napak tilas sejarah pergerakan kaum perempuan Indonesia, dan penayangan dokumentasi drama kegiatan Kongres Perempuan Indonesia pertama.
Ketua Umum Mitra Seni (MSI) Indonesia, Sari Ramdani, mengatakan perempuan Indonesia tidak hanya berjuang untuk diri sendiri dan keluarga namun juga memperjuangkan kemerdekaan dalam hal kesetaraan pendidikan, ekonomi, bahkan politik hingga ke tingkat Internasional.
Perjuangan dilakukan melalui sejumlah kegiatan sosial dan nirlaba serta nonpolitik.*
Baca juga: Kemenkes: Edukasi vaksin COVID-19 pada ibu hamil masih jadi tantangan
Baca juga: Menteri PPPA: Pentingnya peran Ibu untuk keluar dari krisis COVID-19
Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021