"Semoga muktamar dapat berjalan dengan baik, lancar, dan sukses yang menghasilkan keputusan-keputusan penting bagi kemajuan dan kemaslahatan NU, umat, bangsa, dan kemanusiaan di ranah global," kata Haedar Nashir melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Rabu.
Baca juga: Sejumlah kiai sepuh kawal Muktamar Ke-34 NU di Lampung
Baca juga: Miftachul ajak Nahdliyin tak memosisikan NU sebagai identitas semata
Sejalan dengan tema muktamar, yaitu "Menuju Satu Abad NU: Membangun Kemandirian Warga untuk Perdamaian Dunia", Haedar percaya NU akan semakin maju, mandiri, dan menebar damai di tengah dinamika kehidupan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan semesta yang kompleks saat ini.
Ia mengatakan NU bersama Muhammadiyah yang lahir sebelum kemerdekaan telah membuktikan diri sebagai gerakan keislaman yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.
Dua organisasi keagamaan itu, menurut dia, telah membangun Indonesia dengan pengkhidmatan tinggi yang menyatukan keislaman dan kebangsaan secara integratif.
Bagi NU dan Muhammadiyah, lanjut Haedar, Indonesia dengan dasar Pancasila dan UUD 1945 telah selesai atau final sebagai rumah berbangsa dan bernegara milik bersama.
"Kedua ormas terbesar ini hadir sebagai representasi Islam moderat yang menampilkan wasathiyah Islam yang rahmatan lil'alamin," kata Haedar.
Baca juga: Ketua PBNU: NU butuh pemimpin yang matang
NU bersama Muhammadiyah, tutur Haedar, menjadi pilar yang menyatukan bangsa dalam spirit Bhinneka Tunggal Ika sekaligus menampilkan karakter keindonesiaan yang religius dan tengahan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Pancasila, agama, dan kebudayaan bangsa Indonesia.
"Tantangannya bagaimana ke depan kedua ormas Islam moderat tersebut mampu menjadi kekuatan yang berada di garda depan dalam membawa Indonesia berkemajuan sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju sesuai jati dirinya yang dilandasi tiga nilai utama tersebut," kata Haedar.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021