Penghapusan nuklir secara bertahap di Jerman akan berlanjut dengan penutupan permanen tiga reaktor nuklir terakhir di negara itu pada akhir 2021.Setelah PLTN ditutup, pemerintah Jerman mengatakan bahwa "pembongkaran harus dimulai secepatnya," karena fasilitas nuklir dapat terus "menimbulkan risiko bagi manusia dan lingkungan bahkan setelah berhenti beroperasi."
Izin pengoperasian ketiga pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) itu akan berakhir pada 2021 dan tidak akan diperbarui, demikian keterangan pemerintah Jerman pada Selasa (21/12).
Oleh karena itu, ketiga PLTN itu akan nonaktif paling lambat pada akhir tahun 2022. "Penghapusan nuklir secara bertahap di Jerman dengan demikian akan selesai," kata keterangan itu.
Setelah bencana Fukushima pada 2011, mantan kanselir Jerman Angela Merkel meluncurkan pemeriksaan keselamatan di seluruh PLTN, yang mempercepat upaya penghapusan energi nuklir di Jerman.
Menurut Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis), hampir 57 persen listrik yang dihasilkan di Jerman dan dialirkan ke jaringan pada kuartal ketiga 2021 masih berasal dari sumber energi konvensional seperti batu bara, gas alam, dan energi nuklir.
Pangsa energi nuklir di Jerman meningkat dari 12,9 persen pada tahun lalu menjadi 14,2 persen pada kuartal ketiga 2021, demikian data Destatis.
Setelah PLTN ditutup, pemerintah Jerman mengatakan bahwa pembongkaran harus dimulai secepatnya, karena fasilitas nuklir dapat terus menimbulkan risiko bagi manusia dan lingkungan bahkan setelah berhenti beroperasi.
Meski demikian, pembahasan tentang repositori akhir untuk limbah radioaktif tingkat tinggi belum selesai.
Pemerintah berencana menuntaskan proses ini pada 2031, dan mulai 2050 hingga seterusnya limbah nuklir akan disimpan di lokasi akhir.
Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2021