Pengerahan armada siaga di perairan-perairan itu merupakan strategi Bakamla untuk tetap memberi perhatian khusus kepada kawasan yang diyakini rawan di tengah keterbatasan aset patroli dan anggaran operasional, kata Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Aan Kurnia saat jumpa pers di Jakarta, Rabu.
“Saya membuat konsep, strategi, jadi saya (Bakamla) hadir di daerah-daerah yang setelah saya analisa di situ memang rawan, di situ perlu kami hadir,” sebut Aan saat menyampaikan rencana kerja Bakamla pada 2022.
Perairan yang dinilai rawan yaitu di Laut Natuna Utara, Pantai Barat Sumatera/Pulau Sumatera, serta Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, ALKI II dan ALKI III.
Ia lanjut menyampaikan idealnya Bakamla selalu berpatroli di seluruh perairan yang masuk dalam kedaulatan dan hak kedaulatan Indonesia. Namun, adanya berbagai keterbatasan mendorong Bakamla lebih fokus ke perairan-perairan tertentu yang dinilai rawan.
Baca juga: Bakamla selamatkan keuangan negara Rp4 triliun pada 2021
Baca juga: Bakamla tegaskan Indonesia akan selalu hadir di Laut Natuna Utara
Baca juga: Bakamla tunggu KJRI terkait pemulangan jenazah PMI korban kapal karam
Dalam paparannya, Kepala Bakamla menerangkan perairan di Pantai Barat Sumatera jadi salah satu prioritas penjagaan karena di daerah itu menjadi jalur utama masuknya penyelundupan narkoba dari luar negeri ke Indonesia.
“Dari gambaran kejadian dapat dilihat bahwa isu keamanan dan keselamatan tertinggi ada di wilayah Indonesia bagian Barat. Jadi, wilayah Indonesia bagian Barat ini yang tetap menjadi pusat perhatian kami, khususnya di Selat Malaka sampai ke ALKI I. Ini yang menjadi focal area yang harus menjadi perhatian kami juga pada 2022,” terang Laksdya Aan.
Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I merupakan jalur perairan yang melintasi Laut China Selatan, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Sunda, dan Samudera Hindia.
Kemudian, perairan yang masuk dalam jangkauan ALKI II (Selat Lomobok, Selat Makassar, Laut Sulawesi), dan ALKI III (Laut Sawu, Selat Ombai, Laut Banda, Laut Seram, Laut Maluku, Samudera Pasifik) juga jadi daerah prioritas penjagaan pada 2022.
Kepala Bakamla menerangkan ALKI I, ALKI II, dan ALKI III, merupakan jalur laut internasional yang melintas di wilayah Indonesia. Oleh sebab itu, ada risiko keamanan dan keselamatan yang perlu diantisipasi di jalur perairan tersebut karena tingginya intensitas aktivitas pelayaran dan penerbangan.
Terakhir, Bakamla juga memprioritaskan pengerahan armada siaga di Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau, pada 2022.
Laut Natuna Utara merupakan perairan strategis yang kerap menjadi sasaran pelanggaran hak kedaulatan oleh Vietnam dan China.
Oleh karena itu, selain mengerahkan armada siaga, Bakamla juga akan memprioritaskan gelar kekuatan di perairan-perairan rawan itu, terutama di Laut Natuna Utara, ALKI I, ALKI II, dan ALKI III.
Bakamla ke depannya juga akan meningkatkan kerja sama pertukaran informasi bersama kementerian/lembaga dan badan keamanan laut asing, terutama yang berada di kawasan Asia Tenggara.
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2021