Hal ini ia sampaikan setelah panitia pelaksana turnamen elit Diamond League mengumumkan pemilihan China sebagai lokasi penyelenggaraan kedua musim 2022, tepatnya di Shenzhen pada 6 Agustus. Sedangkan acara pertama akan berlangsung pada 30 Juli di Shanghai.
Aksi boikot diprakarsai oleh Amerika Serikat, lalu diikuti Inggris dan Australia di antara sebagian kecil negara yang telah memboikot diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing 4-20 Februari karena catatan hak asasi manusia China.
Baca juga: AS boikot diplomatik Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022
Dunia olahraga di China juga menjadi perhatian setelah petenis Peng Shuai menuduh mantan wakil perdana menteri China telah melakukan pelecehan seksual padanya di masa lalu.
Asosiasi Tenis Wanita (WTA) bahkan mengeluarkan pernyataan penangguhan turnamen di China karena khawatir atas keselamatan atletnya.
"Saya percaya semua atlet punya kebebasan menyuarakan keprihatinan mereka dan dunia olahraga tidak boleh ragu untuk membuat poin itu. Tetapi masih lebih baik dengan melakukan dialog terbuka daripada menarik keputusan membahayakan," Coe menuturkan.
Sebagai mantan atlet atletik, pria asal Inggris ini pernah memenangkan medali emas 1.500 meter di Olimpiade Moskow 1980 yang saat itu diboikot oleh 66 negara. Lalu pada Olimpiade Los Angeles empat tahun kemudian, giliran Rusia dan Blok Timur membalas dengan cara yang sama.
"Saya menentang boikot olahraga. Saya pernah mengalaminya, dan mereka cenderung tidak mencapai apa yang mereka inginkan dari aksi itu," tutur Coe seperti dilansir Reuters di laman resminya.
Baca juga: IOC hormati keputusan diplomatik AS terhadap Olimpiade Beijing
Baca juga: Anatomi boikot diplomatik Olimpiade Beijing 2022
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021