Sekretaris Jenderal PBESI, Frengky Ong, mengatakan program tersebut telah bergulir mulai pekan lalu diawali dengan pelatihan bagi guru dan coach, yang selanjutnya ekstrakulikuler esport akan ditujukan bagi peserta didik SMP, SMA dan SMK.
"Kita coba memenuhi permintaan dari beberapa sekolah swasta yang sekarang ini sudah meminta kepada PBESI untuk ekstrakulikuler esport. Pada minggu lalu kita baru melakukan suatu kegiatan pelatihan untuk guru-guru coach agar bisa berjalan sesuai dengan perencanaan dari PBESI dan tentunya sesuai standar-standar yang kita sudah buat," ujar Frengky dalam temu media di Jakarta, Rabu.
Setiap pelatih ekstrakulikuler esport wajib mengikuti pelatihan dan mendapatkan sertifikasi. Sertifikasi pelatih akan terdiri dari tiga tier, yakni lisensi A untuk tim profesional dan nasional, lisensi B untuk tim semi amatir dan akademi, dan lisensi C untuk tim amatir dan ekstrakulikuler.
PBESI berkomitmen untuk terus mencetak lebih dari 200 pelatih baru setiap tahunnya untuk program ekstrakulikuler esport.
Ekstrakulikuler esport diharapkan dapat memperkenalkan industri digital kepada siswa didik, menjadi jembatan dunia pendidikan dengan esport, memberikan wawasan esport sebagai potensial karier, yang berujung pada regenerasi atlet esport Indonesia dari dunia pendidikan.
Saat ini ekstrakulikuler esport masih berfokus di Pulau Jawa dimulai dengan sekolah swasta -- sementara sekolah negeri harus menunggu tahun ajaran baru. Frengky mengatakan PBESI telah melakukan penjajakan perjanjian dengan sekolah-sekolah swasta juga melakukan pendekatan dengan persatuan orang tua murid.
"Kita juga bekerja sama dengan asosiasi-asosiasi orang tua, tentunya sebelum masuk satu sekolah kita mencoba me-meetingkan bersama-sama bahwa program kita lakukan membawa manfaat ke depannya. Kita coba untuk mengurangi ekses-ekses negatif yang sekarang ada dalam esport," kata Frengky.
Baca juga: PBESI umumkan desain besar, bakal gelar Esports Summit Indonesia 2022
PBESI juga akan bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pemuda dan Olahraga dan kementeraian terkait lainnya.
Ekskul dan akademi esport
Secara teknis, pembelajaran, absensi, input nilai dan materi akan tersedia di website garudaku.com. Sementara, pelaksanaan kelas esktrakulikuler esport akan dilakukan menggunakan aplikasi Zoom.
Setelah kelas selesai, siswa diharuskan mengunduh materi sebagai syarat absensi. Coach akan menginput perhitungan raport tiap bulannya. Materi disampaikan dalam bentuk video interaktif.
Dalam pembelajaran dibuka ruang diskusi untuk siswa bertanya kepada coach secara langsung, dengan komposisi materi praktik sebesar 50 persen.
Baca juga: Piala Presiden Esports 2021 telah lahirkan empat juara baru
Siswa akan mengikuti kelas satu kali per minggu, durasi kelas selama 90 menit. Komposisi materi 20 persen edukasi soft skill, 30 persen materi esport, 50 persen praktik esport.
Selanjutnya, akan ada class meeting pada setiap akhir bulan, juga evaluasi perkembangan siswa melalui raport siswa bulanan, serta Piala Pelajar setiap tahun.
Selain ekstrakulikuler esport, PBESI juga menciptakan Akademi Esports bagi umum, sebagai bentuk pengembangan individu dan persiapan skill untuk merambah ke dunia esport profesional.
Kepala Program Akademi Esport Garudaku, Robertus Aditya Pratomo Putro, menjelaskan bahwa pelatihan tersebut bukan kursus bermain game tetapi "bagaimana mengembangkan atlet untuk dapat berkembang saat bermain esport."
Akademi Esport, menurut Robertus, dibuat dengan mempertimbangkan data mayoritas pemain esport yang sebagian besar berada dalam usia produktif dan pelajar.
"Ada kebutuhan untuk pembekalan sejak dini. Dari situ PBESI berusaha melakukan pengembangan holistik," kata Robertus.
Lebih jauh, Robertus mengatakan program Akademi Esport telah mendapat dukungan dari 34 ESI provinsi untuk pemerataan dan pembangunan insan di daerah.
Baca juga: Sebanyak 200 atlet siap bertanding dalam final Piala Presiden Esports
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021