"Tetap berada di garis depan untuk mendukung perjalanan bersejarah rakyat Palestina dalam mewujudkan kemerdekaan, perdamaian dan keadilannya, sejalan dengan konsensus internasional yang panjang untuk mengakui Palestina sebagai bangsa serta mengakui hak asasi mereka untuk menentukan nasib sendiri," demikian salah satu isi pernyataan dalam "Bali Commemorative Declaration" yang diperoleh di Nusa Dua, Bali, Rabu.
"Bali Commemorative Meeting" (Deklarasi Peringatan Bali) merupakan dokumen keluaran akhir dari pertemuan tingkat menteri negara anggota GNB.
Sesuai dengan butir-butir yang terdapat dalam Deklarasi Peringatan Bali, para menteri luar negeri yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut telah menyepakati untuk mengupayakan kemerdekaan Palestina, meski rencana deklarasi kemerdekaan tersebut akan diajukan kepada PBB bulan September mendatang.
Dengan pencapaian kemerdekaan negara Palestina atas dasar perjanjian perbatasan pada 4 Juni tahun 1967 yang juga menyatakan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Mesir Nabil Abdalla El Araby mengajak negara-negara anggota GNB untuk mewujudkan perdamaian, khususnya di Palestina.
"Sudah saatnya kita mengubah jalan yang kita ambil untuk mencapai perdamaian sehubungan dengan Palestina. Yang penting adalah mencapai perdamaian," katanya dalam pembukaan KTM GNB ke-16 di Nusa Dua, Rabu.
Menlu El Araby juga menuturkan bahwa masalah Palestina menjadi isu penting saat ini dan upaya untuk mencapai perdamaian di negara tersebut telah dilakukan, tetapi proses tersebut belum menunjukkan hasil.
Untuk itu, ia mengajak negara-negara anggota GNB untuk memperhatikan isu ini dan mengutamakan perdamaian sebagai jalan keluar dengan membaha persoalan Palestina dalam pertemuan tersebut.
Hasil pembahasan tentang konflik di Palestina dalam KTM ke-16 ini akan ditindaklanjuti dalam Konferensi Tingkat Tinggi GNB di Teheran, Iran, pada 2012.
Dalam pertemuan bilateral antara Menlu RI Marty Natalegawa dan Menlu Mesir, Selasa (24/5), keduanya berupaya mendorong negara-negara anggota GNB yang belum mengakui Palestina untuk memberikan dukungan dan pengakuannya.
Menlu RI mengatakan GNB selama ini sangat konsisten mendukung Palestina namun masih ada 29 negara anggota GNB belum mengakui Palestina atas berbagai alasan.
Negara yang belum mengakui Palestina antara lain anggota ASEAN.
"Harapan kita menciptakan momentum baru ke arah ini, dengan Indonesia dan Mesir bekerja sama sebagai mitra mendorong negara-negara yang belum melakukan itu," ujar Marty.(*)
(A050*H017/B009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011