Calon Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, mengatakan, dinamika dalam Muktamar Ke-34 NU adalah hal yang wajar sehingga tak perlu disikapi berlebihan.... Muktamar ini adalah hal biasa saja, tentu ada yang menang dan tidak. Jangan berlebihan memaknai kompetisi seolah-olah akan ada musibah atau bencana besar...
"Meski kadang diwarnai ketegangan, dinamika dalam muktamar itu adalah hal yang wajar," kata Gus Yahya, sapaan akrabnya, di arena muktamar di Kampus UIN Raden Intan Bandarlampung, Kamis.
Baca juga: Pemilihan Ketum PBNU diupayakan secara mufakat
Kompetisi dalam pemilihan ketua umum PBNU pun, kata Gus Yahya, tak perlu disikapi seolah suatu persaingan sengit habis-habisan. "Muktamar ini adalah hal biasa saja, tentu ada yang menang dan tidak. Jangan berlebihan memaknai kompetisi seolah-olah akan ada musibah atau bencana besar," ujar dia.
Selain itu, soal pemilihan ketua umum PBNU juga telah diatur jelas dalam AD/ART organisasi maupun tata tertib muktamar, dan menutur dia, NU sudah sangat berpengalaman dalam pengelolaan organisasi termasuk regenerasi kepemimpinan.
Baca juga: Gus Dur dan "trio" Gus Yahya, Said Aqil Sirodj, As'ad Ali
Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatut Thalibin, Rembang, Jawa Tengah ini menegaskan, NU akan tetap kokoh di masa mendatang. Apalagi, laporan pertanggungjawaban kepengurusan PBNU periode 2015-2020 telah diterima para muktamirin meski ada beberapa catatan. "Ini menjadi modal untuk melakukan evaluasi sekaligus membangun kepengurusan yang lebih baik di masa mendatang," katanya.
Terkait pencalonannya, dia optimistis akan mendapatkan banyak dukungan suara dalam Muktamar Ke-34 NU di Bandar Lampung.
Baca juga: Ketua PBNU ingatkan muktamirin jaga muktamar tetap kondusif
Ia mengklaim telah mengantongi lebih dari 430 suara cabang. Sementara kandidat lain, yakni KH Said Agil Siroj, mengklaim mendapat dukungan lebih dari 300 suara.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021