• Beranda
  • Berita
  • Konten hiburan Asia masih terbatas tapi potensial

Konten hiburan Asia masih terbatas tapi potensial

24 Desember 2021 13:43 WIB
Konten hiburan Asia masih terbatas tapi potensial
Ilustrasi (Pexels)
Konten Asia di dalam industri hiburan masih terbatas jumlahnya, tapi diyakini punya potensi besar di masa depan. Hal itu disampaikan oleh Manager Konten Group Viden asal Malaysia, Juliana Foo dalam diskusi panel platform iQiyi yang membicarakan gambaran perkembangan industri hiburan.

Juliana Foo mengatakan jika representasi Asia di pasar global memang belum sekuat sekarang. Namun ia melihat ada potensi besar di masa depan.

“Terima kasih kepada platform streaming seperti iQiyi, yang telah aktif mempromosikan konten lokal di kancah global,” katanya, dikutip dari siaran resmi, Jumat.

Baca juga: Sinetron "Putri Untuk Pangeran" dan "Amanah Wali 5" tayang di iQiyi

Menurut Juliana, platform streaming saat ini semakin fokus untuk berinvestasi di konten lokal.

“Tentunya, ini memberikan peluang yang sangat bagus untuk menampilkan bakat dan sutradara Malaysia yang baru muncul di luar pasar lokal. Hal ini memungkinkan kreator lokal untuk menceritakan kisah tentang budaya mereka sendiri ke seluruh dunia,” Juliana melanjutkan.

Dalam diskusi "Asian Representation in Global TV", Ge Chenzhi menilai bahwa pengembangan platform OTT (over-the-top) telah mengisi jarak yang secara tradisional ada dalam hal membawa konten Barat dan Asia ke luar perbatasan.
​​
“Platform streaming telah memungkinkan produser dan pembuat konten Asia memiliki kecepatan, kemampuan, dan efisiensi yang sama saat mendistribusikan konten mereka secara global,” ucap Ge Chengzi.

Diskusi ini menghadirkan Senior Executives iQiyi, Dai Ying, Ge Chenzhi, dan Zhang Heng; sutradara film asal Thailand, Kongkiat Komesiri; produser asal Indonesia, Wicky Victor Olindo; dan Manager Konten Group Viden asal Malaysia, Juliana Foo.

Keseluruhan dari rangkaian tiga diskusi ini membicarakan visi mereka untuk industri film dan televisi, termasuk di dalamnya membahas tentang skrip yang kreatif, ekosistem, dan produksi, serta tren saat ini.

Berlanjut ke diskusi kedua yang mengangkat tema ‘Stories Across Borders’, Dai Ying dan Kongkiat Komesiri berbagi pendapat bahwa cerita yang luar biasa adalah ‘yang paling menggema dan memuaskan’. Dai mencontohkan, "LIGHT ON" iQiyi sebagai contoh konten yang sukses, karena Cina kaya akan latar belakang sejarah dan kisah menarik untuk disuguhkan.

Mengamini Dai Ying, Kome melihat bahwa Asia adalah "harta karun", di mana memiliki banyak cerita yang kaya akan budaya.

“Dunia mulai tertarik pada apa yang dipikirkan Asia dan pertumbuhannya, cara hidup dan filosofinya. Saya percaya kami dapat mendominasi ruang di pasar global dengan mudah karena Asia adalah tren baru yang segar dan kami memiliki begitu banyak keragaman untuk ditawarkan,” kata Kome.

Ketika membahas produksi konten untuk pasar hiburan terbesar dalam sesi terakhir ‘Producing For The World’, Wicky dan Zhang Heng sepakat bahwa memiliki kualitas produksi yang baik adalah salah satu kunci utama kesuksesan.
​​
“Dalam beberapa tahun terakhir, bahasa audio-visual Cina telah berkembang pesat karena kemajuan teknologi dan investasi modal. Selain itu, produksi yang berteknologi tinggi telah memberikan pengalaman audio-visual yang baik kepada penonton,” kata Zhang.

Sementara itu, Wicky juga menyatakan, di Indonesia, permintaan akan produksi konten berkualitas juga sedang dalam tren naik.

“Kami berusaha meningkatkan nilai produksi kami. Sinematografi, pengeditan, dan CGI kami semakin baik, dan saya pikir sebagian alasannya adalah karena jangkauan global OTT kami termotivasi untuk mendorong kualitas kami lebih tinggi lagi,” ujar Wicky.

Mengenai bagaimana OTT dapat membantu rumah produksi dalam mencapai konten yang dapat menjangkau penonton lokal dan internasional, Zhang berbagi, “Platform OTT dapat membantu pembuat dan pekerjaan mereka karena pertama, mereka dapat memberikan dukungan keuangan, pemasaran, dan membantu menjangkau pemirsa global, memungkinkan jangkauan yang lebih luas untuk karya kreator,”.
​​​​
Di saat yang sama, juga dapat memberikan feedback dari penonton kepada kreator, baik itu ulasan yang baik atau kritik yang membangun, agar dapat membantu kreator dalam memproduksi karya selanjutnya.

Wicky menambahkan, “OTT di Indonesia benar-benar memberikan dorongan bagi industri film dan konten Indonesia, karena konten kami saat ini sedang dikenalkan ke seluruh dunia. Dan itu mendorong kami, pembuat film dan pembuat konten untuk meningkatkan standar dalam hal nilai produksi dan pengolahan cerita.”

Baca juga: Empat daya tarik drama Korea "Yumi's Cells", adaptasi webtoon ternama

Baca juga: Rekomendasi delapan drama dan film Negeri Ginseng bertabur bintang

Baca juga: Para pemeran ungkap keseruan syuting serial "Danger Zone"

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021