"Ada 14 bonggol atau calon bunga yang kami temukan di dalam hutan lindung ini dan diperkirakan akan mekar bergantian hingga akhir tahun," kata Koordinator Kelompok Peduli Puspa Langka (KPPL) Tebat Monok, Holidin, di Kepahiang, Minggu.
Ia mengatakan bonggol terbesar berukuran bola kaki diperkirakan akan mekar pada Juli 2011 sedangkan yang terkecil sebesar bola pingpong yang diperkirakan mekar pada akhir tahun.
Hingga saat ini , kata dia, terdapat enam bunga raflesia yang sudah mekar sejak Januari dengan rata-rata satu bunga setiap bulan.
"Bulan ini ada satu yang sedang mekar dan masih bisa dinikmati hingga tiga hari mendatang, dan ini yang keenam," tambahnya.
Lokasi satu bunga yang tengah mekar sempurna tersebut berjarak 200 meter dari jalan utama yang menghubungkan Kota Bengkulu-Kabupaten Kepahiang.
Holidin mengatakan, jika tidak ada gangguan binatang liar atau akibat aktivitas manusia, maka masyarakat bisa menikmati keunikan puluhan bunga langka yang ditemukan pertama kali oleh Sir Thomas Stamford Raffles itu.
"Jadi sepanjang tahun ini kami perkirakan akan ada yang mekar pada setiap bulannya, tergantung perlindungan terhadap bunga itu," tambahnya.
Hal itu dikatakannya terkait aktivitas perambahan liar yang terus mengancam hutan lindung itu, tanpa ada upaya penertiban dari pihak terkait.
Perambahan hutan secara liar tersebut mengakibatkan habitat bunga langka tersebut terancam, sebab inangnya yakni jenis liliana sp paling banyak ditemukan di HL Rindu Hati itu.
"Akibatnya, sekarang kami lebih sering menemukan bunga mekar di tebing hutan, karena tumbuhan inangnya yang tersisa hanya ada di tebing hutan, sedangkan kawasan yang datar sudah dirambah dan ditanami kopi dan karet," terangnya.(*)
(T.KR-RNI/Y006)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011