"Acara peringatan tsunami adalah salah satu wasilah dari amar makruf nahi mungkar," kata Ustadz Abdul Somad, di Aceh Besar, Ahad.
Hal itu disampaikan Ustadz Abdul Somad saat mengisi tausiah peringatan 17 tahun tsunami Aceh di masjid Rahmatullah Lampuuk Kabupaten Aceh Besar.
UAS menyampaikan, peringatan tsunami ini tidak untuk membuka kembali duka 17 tahun yang lalu. Tetapi lebih menasehati diri, terutama ia sendiri, sehingga ini semua dapat menjadi sebuah pembelajaran untuk berbuat lebih baik.
Baca juga: Sandiaga: Edukasi dan literasi perlu ditingkatkan hadapi bencana
Mudah-mudahan, kata UAS, dengan peringatan 17 tahun tsunami Aceh ini dapat memberikan hikmah kepada orang-orang untuk berhenti mabuk-mabukan, dan bertaubat. Kemudian yang berzina serta kegiatan maksiat lainnya takut kepada Allah SWT.
UAS juga berpesan kepada para jamaah untuk selalu mengajak orang agar berbuat baik, dan melarang kepada perbuatan yang mungkar.
Jika tidak melarang orang berbuat mungkar, kata UAS, maka dikhawatirkan Allah SWT akan menurunkan hukumannya.
"Ketika hukuman itu datang, kamu beramai-ramai ke tanah lapang, berzikir meminta kepada Allah. Doa kamu tidak dikabulkan kenapa, karena tidak melakukan amar makruf nahi mungkar," ujar dai kondang asal Riau itu.
UAS menuturkan, jika ada yang bertanya kenapa harus mengulang peristiwa yang sudah berlalu (peringatan), kenapa menyedihkan diri dan mengungkap kembali luka lama, maka dijawab semua ini untuk mengingatkan orang agar tidak berbuat dosa.
"Ini mengingatkan tentang orang yang tetap berani berbuat dosa, orang yang buat maksiat. Kamu semua akan ditanya dan diminta tanggung jawab oleh Allah SWT," kata UAS.
Dalam kesempatan ini, UAS juga mengajak para jamaah untuk terus bersedekah, minimal sekali sedekah air putih. Karena para almarhum melihat semua perbuatan keluarganya hari ini.
"Semua amal kita hari ini dilihat oleh tiga, yakni Allah SWT, Rasulullah SAW dan para almarhum," kata UAS.
Baca juga: Wakil Ketua MPR kagum kemajuan infrastruktur Aceh pascatsunami
Baca juga: Ridwan Kamil menyusuri sejarah tsunami tahun 2004 di Aceh
Baca juga: Peringatan Tsunami Aceh dipusatkan di Ulee Lheue
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021