Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengatakan, COVID-19 varian Omicron mulai menyebar di Turki, terutama di provinsi-provinsi padat penduduk, dan menyumbang lebih dari 10 persen kasus baru di kota-kota tersebut.Lebih dari 10 persen kasus baru di provinsi-provinsi padat penduduk kita disebabkan oleh Omicron,
"Lebih dari 10 persen kasus baru di provinsi-provinsi padat penduduk kita disebabkan oleh Omicron," cuit Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca di Twitter pada Sabtu (25/12).
Masih dalam cuitannya, Koca menyatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena Turki memiliki pengetahuan dan pengalaman pandemi yang diperlukan, seraya menggarisbawahi perlunya dosis vaksin penguat (booster).
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa varian Omicron tidak memerlukan langkah pencegahan pribadi tambahan dan tidak menyebabkan peningkatan rawat inap yang signifikan, namun penanganan pandemi akan terus berlanjut dengan penggunaan masker, aturan jaga jarak sosial dan vaksin.
Turki pada Sabtu melaporkan 20.470 kasus baru COVID-19, menambah total kasus infeksi menjadi 9.286.986, menurut Kementerian Kesehatan Turki.
Jumlah kematian akibat virus corona di Turki bertambah 145 menjadi 81.403, sementara 22.109 pasien dinyatakan sembuh dalam 24 jam terakhir.
Sebanyak 357.536 tes dilakukan selama satu hari terakhir, kata pihak kementerian.
Turki memulai program vaksinasi massal COVID-19 pada 14 Januari setelah pihak berwenang menyetujui penggunaan darurat vaksin Sinovac buatan China.
Lebih dari 56,78 juta orang di Turki telah menerima suntikan dosis pertama vaksin, sementara lebih dari 51,38 juta orang sudah menerima suntikan dosis kedua. Sejauh ini, Turki telah menyuntikkan lebih dari 128,34 juta dosis vaksin termasuk dosis ketiga atau booster.
Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2021