"Jadi, begitu kita taruh, karantina semua di Wisma Atlet, kelihatan tidak berkembang (kasus Omicron), tapi kita masih tidak tahu apakah ada dari daerah lain, ada yang masuk, yang lolos. Sebab, kemarin ternyata ada satu orang yang lolos dari situ, karena pergi dengan keluarganya," katanya dalam konferensi pers perkembangan penanganan COVID-19 yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin.
Baca juga: Pemerintah terapkan empat strategi untuk atasi penularan Omicron
Luhut yang juga Koordinator PPKM Jawa-Bali itu berharap agar kejadian tersebut tidak lagi terjadi. Ia menegaskan tidak ada permintaan-permintaan dispensasi tanpa benar-benar ada alasan kuat.
"Dispensasi itu, saya ulangi, dapat diberikan dengan alasan kuat, misalnya dokter, kesehatan, ada hal-hal urgen lain. Tapi, itu ada prosedur yang harus diikuti juga," tegasnya.
Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) itu mengatakan pemerintah akan terus memperkuat pengawasan di pintu masuk Indonesia.
Pengetatan karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri akan dilakukan untuk mencegah kebocoran di bandara maupun tempat karantina. Langkah antisipasi juga telah dipersiapkan untuk menghadapi lonjakan kedatangan pelaku perjalanan internasional yang diperkirakan akan terjadi pada awal tahun depan.
Baca juga: Menko Luhut imbau masyarakat liburan di dalam negeri saja
Baca juga: Kemenkes: Kasus Omicron di Indonesia jadi 46 kasus pada Ahad ini
Luhut mengatakan perbaikan pun terus dilakukan terhadap berbagai masalah yang sempat terjadi, baik di bandara maupun wisma karantina.
"Pemerintah, dalam hal ini melakukan koordinasi cepat, di antaranya dengan melakukan evaluasi kesiapan Bandara Juanda sebagai alternatif pintu masuk dan pemenuhan kebutuhan logistik seluruh PPLN (pelaku perjalanan luar negeri) yang melakukan karantina di wisma," pungkasnya.
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021