"Secara umum hasil Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional Tahun 2021 menunjukkan penurunan prevalensi kekerasan terhadap perempuan dibandingkan tahun 2016, baik itu dilakukan oleh pasangan, demikian juga oleh selain pasangan, maupun kekerasan yang dilakukan oleh pasangan dan selain pasangan dengan referensi selama hidup," kata Bintang dalam acara Rilis Hasil Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional & Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak & Remaja 2021 di Jakarta, Senin.
Ia merinci 26,1 persen perempuan usia 15 s.d. 64 tahun pernah mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual yang dilakukan oleh pasangan dan selain pasangan turun dari tahun 2016 yaitu sebesar 33,4 persen.
Baca juga: Menteri PPPA ajak perempuan berdaya majukan negeri
Pihaknya juga menambahkan hasil Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja Tahun 2021 juga memperlihatkan hasil yang menggembirakan.
"Kalau kita melihat hasil Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja Tahun 2021 juga cukup menggembirakan karena secara umum juga memperlihatkan penurunan prevalensi kekerasan terhadap anak," katanya.
Ia menjelaskan pada tahun 2021 tercatat sebanyak 34 persen anak laki-laki dan 41,05 persen anak perempuan usia 13 sampai 17 tahun pernah mengalami satu jenis kekerasan atau lebih di sepanjang hidupnya turun dari tahun 2018 yaitu tercatat 62,31 persen anak laki-laki dan 62,75 persen anak perempuan mengalami satu jenis kekerasan atau lebih di sepanjang hidupnya.
Ia mengatakan penurunan prevalensi kekerasan terhadap perempuan dan anak ini merupakan hasil dari upaya bersama dari berbagai pihak.
"Penurunan prevalensi kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terukur pada tahun 2021 ini tentunya merupakan buah dari berbagai upaya pencegahan dan penanganan yang dilakukan bersama-sama lintas sektor," katanya.
Oleh karena itu pihaknya mengapresiasi seluruh pihak yang turut terlibat selama ini.
Baca juga: Kemen PPPA dorong upaya rehabilitasi kasus pornografi anak di Bali
"Saya ucapkan sekali lagi apresiasi yang setinggi-tingginya bagi seluruh, pihak dimulai dari level terkecil yaitu keluarga, masyarakat secara umum, pemerintah pusat hingga pemerintah Desa, para akademisi, demikian juga profesional dunia usaha, serta media atas kerja keras dan kerja bersamanya dalam kurun waktu lima tahun ini," katanya.
Ia juga meminta semua pihak untuk terus berjuang dalam mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak.
"Meskipun data menggambarkan prevalensi kekerasan terhadap perempuan dan anak yang menurun, namun angkanya masih memprihatinkan, artinya kita tidak boleh berpuas hati dan berhenti di sini saja, perjalanan kita masih panjang karena seharusnya tidak boleh ada satupun anak, tidak boleh ada satupun perempuan yang mengalami kekerasan apapun alasannya," katanya.
Baca juga: Menteri PPPA imbau para Ibu sensitif, laporkan kekerasan seksual
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021