Robert Malone mengatakan saat vaksin COVID-19 berbasis MRNA disuntikkan pada tubuh anak, akan muncul lonjakan protein beracun yang menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh.
"Termasuk otak dan sistem saraf Anda, jantung dan pembuluh darah mereka, termasuk pembekuan darah, sistem reproduksi. Yang terpenting, vaksin itu dapat menyebabkan perubahan mendasar pada sistem kekebalan mereka," kata pria paruh baya tersebut dalam konten sepanjang empat menit itu.
Hingga Senin (27/12), video yang dibagikan sejak 18 Desember 2021 tersebut sudah ditonton ulang sebanyak 24 kali dan disukai lima pengguna Facebook.
Namun, benarkah lonjakan protein dari vaksin COVID-19 dapat merusak organ tubuh anak?
Penjelasan:
Dokter penyakit menular pediatrik di Rumah Sakit Nasional Anak di Washington DC Alexandra Yonts membantah potensi kerusakan tubuh anak akibat lonjakan protein dari vaksin COVID-19.
"Tidak ada bukti yang mendukung bahwa lonjakan protein yang diproduksi oleh vaksin mRNA COVID-19 beracun dengan cara apa pun," kata Alexandra Yonts dilansir dari AFP.
Dokter penyakit menular dan direktur Pusat Pendidikan Vaksin di Rumah Sakit Anak Philadelphia, Amerika Serikat, Paul Offit turut menjelaskan tidak ditemukan ancaman kesehatan dan lonjakan protein akibat suntikan vaksin COVID-19.
"Tidak ada bukti, baik pada percobaan hewan atau manusia," ungkap Paul Offit.
Para ahli mengatakan lonjakan protein dalam vaksin COVID-19 aman karena hanya bertahan di otot lengan seseorang untuk waktu yang singkat.
Klaim: Lonjakan protein dari vaksin COVID-19 merusak organ anak
Rating: Hoaks
Cek fakta: Hoaks! Vaksin COVID-19 mengandung janin bayi
Cek fakta: Hoaks! Penemu Pfizer tolak divaksin COVID-19
Cek fakta: Hoaks! Amerika Serikat tolak vaksin booster Pfizer karena timbulkan infeksi hati
Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2021