Berbagai kelas aset mulai dari minyak hingga indeks Nikkei Jepang sekarang diperdagangkan di level tertinggi sekitar satu bulan, setelah mengalami kerugian dari akhir November ketika varian Omicron dari COVID-19 pertama kali muncul dan membuat investor bergegas mencari tempat berlindung yang aman.
Karena ketakutan terburuk dari dampak varian baru telah mereda, investor telah kembali ke aset-aset berisiko.
Baca juga: Saham Asia dan minyak cenderung melemah, tertekan kekhawatiran Omicron
Pada Selasa, indeks Nikkei 225 Jepang menguat 1,1 persen dan menyentuh level tertinggi sejak 26 November, sementara indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,23 persen. Kerugian baru-baru ini oleh saham kelas berat indeks seperti Alibaba dan Tencent berarti indeks acuan secara luas masih jauh dari level akhir November.
"Sentimen risk-on (pengambilan risiko) berlanjut," kata Edison Pun, analis pasar senior di Saxo Markets di Hong Kong, yang mengatakan baik situasi virus corona Omicron maupun China tidak mengganggu investor.
China melaporkan 209 kasus baru virus corona yang dikonfirmasi untuk 27 Desember, naik dari 200 sehari sebelumnya, sebagian besar di provinsi barat laut Shaanxi, tempat Xian, ibu kota provinsi yang sedanga di-lockdown.
Di tempat lain, pihak berwenang di Inggris dan Prancis telah menahan diri dari memberlakukan pembatasan ketat pada pergerakan, bertaruh bahwa tingkat vaksinasi yang tinggi akan menghentikan rumah sakit dari kewalahan bahkan ketika kasus melonjak.
Baca juga: Saham Asia naik, dolar melemah, pasar putuskan dampak Omicron terbatas
Pada Senin (27/12/2021), indeks S&P 500 melonjak 1,38 persen menjadi berakhir pada rekor tertinggi karena penjualan ritel AS yang kuat menggarisbawahi kekuatan ekonomi, sementara indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,98 persen dan Komposit Nasdaq bertambah 1,39 persen.
Sentimen risk-on dapat dilihat di seluruh kelas aset.
Harga minyak dengan hati-hati memperpanjang kenaikannya pada Selasa, setelah melonjak lebih dari 2,0 persen ke level tertinggi dalam sebulan sehari sebelumnya.
Minyak mentah Brent naik 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 78,67 dolar AS per barel dan minyak mentah AS naik 0,25 persen menjadi diperdagangkan di 75,75 dolar AS per barel.
Sementara itu, mata uang safe-haven yen merosot ke 114,87 per dolar, setelah menyentuh level terendah satu bulan di awal sesi.
Dolar, juga tempat yang aman, pada gilirannya kehilangan kekuatan terhadap mata uang lainnya, misalnya pound, yang naik 0,5 persen pada Senin (27/12/2021) dan terakhir diperdagangkan di dekat level tertinggi lima minggu di 1,3445 dolar AS.
Emas di pasar spot stabil diperdagangkan di 1.810 dolar AS per ounce.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan stabil di 1,4824 persen, tetapi telah naik dengan mantap dalam seminggu terakhir sejalan dengan sentimen pengambilan risiko, dari serendah 1,375 persen pada 20 Desember.
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021