“Pemerintah perlu segera mengendalikan harga bahan pangan pokok di akhir tahun ini. Beberapa bahan pangan pokok seperti minyak goreng, cabai, bawang dan telur ayam harganya sangat tinggi melebihi akhir tahun sebelumnya," kata Puan Maharani dalam siaran pers di Jakarta, Selasa.
Ia mengemukakan, per 24 Desember 2021, harga minyak goreng di pasaran jauh melebihi harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp 11.000/liter. Bahkan untuk minyak goreng kemasan sudah ada yang mencapai harga Rp 20.000/liter.
Baca juga: Mendag jamin ketersediaan bahan pokok jelang Natal-Tahun Baru 2022
Selain itu, harga bahan pangan pokok yang melambung tinggi lainnya, cabai rawit merah, telur ayam ras, dan bawang merah.
Puan mengingatkan bahwa masyarakat berpenghasilan kecil akan sangat terdampak dengan kenaikan harga bahan kebutuhan pokok.
"Ibu-ibu rumah tangga sudah banyak mengeluh, harga cabai rawit merah di sejumlah daerah sudah ada yang mencapai Rp 140.000/kg. Ini sudah melebihi harga daging," ucapnya.
Ia berpendapat, agar permasalahan seperti ini tidak berulang, maka perlu penyelesaian yang komprehensif dan adanya sinergi kebijakan antarsektor baik dari sisi hulu maupun hilir, dari sektor produksi dan perdagangan.
Baca juga: Polri pastikan ketersediaan bahan pokok aman jelang akhir tahun
Sebagaimana diwartakan, harga pangan dunia naik untuk bulan keempat berturut-turut pada November, menjadi tetap bertahan di level tertinggi 10 tahun, dipimpin oleh permintaan yang kuat untuk gandum dan produk susu, badan pangan PBB mengatakan pada Kamis (2/12).
Indeks harga pangan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), yang melacak harga-harga internasional dari komoditas pangan yang paling banyak diperdagangkan secara global, rata-rata 134,4 poin bulan lalu dibandingkan dengan revisi 132,8 untuk Oktober.
Angka Oktober sebelumnya diberikan sebagai 133,2. Angka November adalah yang tertinggi untuk indeks sejak Juni 2011. Pada basis tahun-ke-tahun, indeks naik 27,3 persen pada bulan lalu.
Harga-harga komoditas pertanian telah meningkat tajam pada tahun lalu, didorong oleh kemunduran panen dan permintaan yang kuat. Indeks harga sereal FAO melonjak 3,1 persen pada November dari bulan sebelumnya dan 23,2 persen lebih tinggi dari level tahun lalu, dengan harga gandum mencapai level tertinggi sejak Mei 2011.
Indeks harga susu mencatat kenaikan bulanan terbesar, melonjak 3,4 persen dari bulan sebelumnya. "Permintaan impor global yang kuat bertahan untuk mentega dan susu bubuk karena pembeli berusaha mengamankan pasokan spot dalam mengantisipasi pengetatan pasar," kata FAO.
Harga gula global menguat 1,4 persen pada bulan tersebut dan naik melambung 40 persen tahun-ke-tahun. "Kenaikan ini terutama didorong oleh harga etanol yang lebih tinggi," kata FAO.
Indeks harga daging mencatat penurunan bulanan keempat berturut-turut, melemah 0,9 persen pada bulan tersebut, sementara harga minyak nabati dunia turun 0,3 persen pada tingkat Oktober, tetapi harga minyak sawit internasional tetap kuat, masih menurut FAO.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021