GAPKI : Kampanye Anti-sawit Semakin Sistematis

1 Juni 2011 18:18 WIB
Jakarta (ANTARA News) - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan, kampanye anti-sawit berkembang semakin sistematis sehingga makin menyudutkan industri kelapa sawit di Tanah Air.

"Kami harus menghadapi situasi yang sulit di luar negeri karena kampanye anti-sawit semakin sistematis," kata Sekretaris Jenderal Gapki Joko Supriyono dalam Dialog GAPKI-LKBN ANTARA di Gedung Wisma ANTARA Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, selama ini kelapa sawit dianggap sebagai pesaing utama sejumlah komoditas perkebunan penting di negara-negara kawasan Eropa.

Oleh karena itu, banyak negara di Eropa merasa perlu melakukan upaya "pengkerdilan" peran kelapa sawit agar komoditas mereka jauh lebih unggul.

"Kampanye anti-sawit dulu gencar dilakukan oleh LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), saat ini negara-negara tertentu sudah mengeluarkan kebijakan anti-sawit," katanya.

Ia menambahkan kampanye yang sistematis melibatkan pemerintah di negara-negara Eropa menjadikan sawit hampir tidak mungkin menembus pasar Eropa.

Menurut dia, banyak negara di Eropa merasa perlu melindungi kepentingan petani mereka sehingga memberlakukan aturan yang membuat sawit sulit masuk ke pasar di kawasan itu.

"Itu dilakukan untuk membuat sawit semakin tidak kompetitif dibandingkan produk mereka sehingga negara membuat aturan menolak sawit dengan dalih menciptakan keberlanjutan lingkungan," katanya.

Produksi dan produktivitas minyak sawit dunia memiliki nilai tertinggi dibandingan produksi dan produktivitas minyak nabati dunia lain dengan penggunaan luas areal paling rendah dibandingkan minyak nabati lainnya.

Berdasarkan data Oil World 2010, produktivitas minyak sawit mencapai 3,65 ton/ha, mengalahkan produktivitas minyak kedelai (0,37 ton/ha), minyak bunga matahari (0,50 ton/ha), dan rapeseed (0,75 ton/ha).

Selain produksi dan produktivitasnya tinggi, minyak sawit juga memiliki nilai ekspor tinggi dibandingkan minyak nabati lain.

Ekspor minyak sawit mencapai 26,3 persen, sedangkan minyak kedelai 7,3 persen, minyak bunga matahari 9,1 persen, minyak rapeseed 17,0 persen, dan sisanya minyak nabati lain sebesar 40,4 persen.

Indonesia dan Malaysia merupakan negara produsen dan pengekspor minyak sawit terbesar di dunia dan sejak 2006, Indonesia mampu menjadi negara produsen minyak sawit terbesar di dunia.

Ekspor minyak sawit Indonesia sebesar 75 persen, sisanya 25 persen untuk konsumsi lokal. Ekspor CPO sekitar 60 persen dan sisanya diekspor dalam bentuk produk turunan.(*)
(T.H016/N002)


Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011