Dolar berakhir sedikit melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya dalam perdagangan pada liburan yang tipis, Rabu (Kamis pagi WIB), sementara safe-haven yen menyentuh level terendah satu bulan karena investor mengabaikan lonjakan kasus Omicron dan menyukai mata uang berisiko.Euro menguat 0,29 persen menjadi 1,13415 dolar AS, sementara sterling naik 0,45 persen menjadi 1,34875 dolar AS.
Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang global lainnya, turun 0,206 persen pada 95,932, setelah berbalik negatif di sekitar awal sesi Amerika Utara.
Dengan banyaknya pedagang yang mengambil cuti menjelang akhir tahun, para analis memperingatkan agar tidak terlalu banyak membaca pergerakan tersebut.
"Pada saat-saat seperti ini kami berdagang secara sangat teknis karena investor jangka pendek mencoba mencari keuntungan final akhir tahun," Brad Bechtel, kepala valas global di Jefferies, dalam sebuah catatan kepada klien.
Aliran valas, kata dia, telah berada di sisi yang lebih ringan dari biasanya di akhir bulan, menguatkan pandangan bahwa sebagian besar aliran itu terjadi minggu lalu atau bahkan lebih cepat.
Sentimen investor telah didukung dalam beberapa hari terakhir oleh tanda-tanda varian Omicron, sementara menyebabkan lonjakan kasus ke rekor tertinggi di banyak negara, tidak mengarah ke penguncian baru yang meluas.
Otoritas kesehatan AS pada hari Senin (27/12) mempersingkat waktu isolasi yang direkomendasikan untuk warga Amerika dengan kasus COVID-19 tanpa gejala menjadi lima hari dari panduan sebelumnya 10 hari.
Mata uang yang sensitif terhadap risiko seperti dolar Australia, Selandia Baru dan Kanada, lebih tinggi, sementara saham beragam.
"Varian Omicron terus mengamuk dan gagal terdaftar di pasar ini, bahkan ketika kasus global mencapai satu juta untuk hari kedua berturut-turut," kata analis Saxo Bank.
Aussie menguat 0,35 persen pada 0,72515 dolar AS, Kiwi naik 0,28 persen pada 0,6823 dolar AS, dan loonie naik 0,16 persen menjadi 1,2794 dolar Kanada per dolar AS.
Euro menguat 0,29 persen menjadi 1,13415 dolar AS, sementara sterling naik 0,45 persen menjadi 1,34875 dolar AS.
Yen Jepang menyentuh 115,04 terhadap dolar, terendah sejak akhir November. Sementara yen telah terpukul oleh kekuatan selera risiko investor, analis mengatakan arus investor akhir kuartal juga berdampak pada mata uang.
Di tempat lain, lira Turki turun lebih dari 6,0 persen menjadi sekitar 12,58 per dolar, memangkas lebih jauh ke dalam keuntungan besar yang dibuat minggu sebelumnya, karena kekhawatiran terus berlanjut atas melonjaknya inflasi dan kebijakan moneter yang tidak lazim.
Di pasar mata uang kripto, bitcoin terakhir turun 0,67 persen pada 47.223 dolar AS, sementara ether, uang kripto terbesar kedua di dunia, turun 1,57 persen pada 3.733 dolar AS.
Baca juga: Rupiah melemah seiring fokus pasar ke kenaikan suku bunga The Fed
Baca juga: Rupiah melemah dipicu kembalinya kekhawatiran penyebaran Omicron
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021