• Beranda
  • Berita
  • Strategi cegah Omicron tak bisa bekerja tanpa kerja sama masyarakat

Strategi cegah Omicron tak bisa bekerja tanpa kerja sama masyarakat

30 Desember 2021 19:13 WIB
Strategi cegah Omicron tak bisa bekerja tanpa kerja sama masyarakat
Tangkapan layar - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi dalam Talkshow Menjaga Pandemi Tetap Landai Pasca Nataru yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (30/12/2021). ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti/pri.
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi menegaskan strategi untuk mencegah perluasan infeksi akibat Omicron yang dijalankan pemerintah tak bisa bekerja dengan optimal tanpa adanya kerja sama dari masyarakat.

"Tentunya ini harus menjadi kewaspadaan kita. Karena kita tahu, pemerintah sudah sampai mengeluarkan pengetatan pada akhir tahun baru," kata Nadia dalam Talkshow Menjaga Pandemi Tetap Landai Pasca Natal dan tahun baru yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.

Nadia menekankan, Omicron memiliki sifat yang lebih cepat menular meski gejala yang dimiliki ringan. Semua itikad baik yang dijalankan pemerintah benar adanya ingin melindungi masyarakat melalui pemutusan rantai penularan COVID-19 beserta berbagai varian mutasinya.

Dalam hal ini, pemerintah terus mengupayakan berbagai strategi mulai dari pengetatan pintu masuk negara dari berbagai jalur, melarang atau membatasi pelaku perjalanan pada saat libur Natal dan Tahun Baru sampai menggencarkan aplikasi PeduliLindungi di tempat publik baik mal, tempat rekreasi dan hotel.

Baca juga: Polisi perketat pengawasan perbatasan Kota Medan antisipasi Omicron

Pemerintah juga terus mengakselerasi percepatan cakupan vaksinasi, sampai pada seluruh target sasaran hingga dapat menembus angka 70 persen pada akhir bulan Desember 2021 nanti.

Bahkan, pemeriksaan kesehatan melalui tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan whole genome sequencing (WGS) maupun S-gene target failure (SGTF) terus dilakukan untuk melakukan skrining pada pelaku perjalanan bersamaan dengan diperketatnya 3T (testing,tracing,treatment).

Sayangnya, walaupun sampai hari ini situasi pandemi di Indonesia masih terkendali, sembilan sampai 10 provinsi terlihat mengalami tren kenaikan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 akibat adanya mobilitas yang nampak kembali meningkat.

Pada kegiatan vaksinasi, masih pula ditemukan beberapa pihak yang enggan untuk divaksin karena hoaks dan masih memilih-milih merek vaksin sampai bersedia menunggu lebih lama. Terdapat pula temuan masyarakat yang abai dan tak menaati peraturan karantina.

Baca juga: Epidemiolog: Peran masyarakat tentukan keberhasilan cegah pandemi

Akibatnya, Indonesia kebobolan varian Omicron yang dibawa para pelaku perjalanan luar negeri dan adanya temuan transmisi lokal. Sehingga, total kasus saat ini ada sebanyak 68 kasus.

Oleh sebab itu, dengan kerja sama yang dibangun bersama seluruh lapisan masyarakat, Nadia mengatakan Indonesia dapat mempertahankan situasi terkendali saat ini lebih lama lagi. Tentunya dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan yang lebih disiplin lagi.

"Diimbau masyarakat untuk tetap berada di rumah. Yang kedua, kita tidak berhentinya mengingatkan bahwa pandemi belum selesai. Protokol kesehatan harus dijalankan. Pastikan aplikasi PeduliLindungi dijalankan di tempat tempat publik," kata dia.


#ingatpesanibu
#sudahdivaksintetap3m
#vaksinmelindungikitasemua

Baca juga: RSPI Sulianti Saroso pelajari hiperkoagulopati pada infeksi Omicron

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021